Jakarta, 19 Juli 2013 - Bank Jabar
dan Banten, Tbk. BJBR membukukan kenaikan laba bersih mencapai Rp. 145 miliar
atau 24% menjadi sebesar Rp. 745 miliar pada kuartal pertama 2013 dibanding
periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 600 miliar
Kenaikan
laba ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 17% menjadi Rp. 3,9 triliun dari
sebelumnya Rp. 3,4 triliun. Dari sisi pendapatan operasional, BJBR membukukan
kenaikan 114% menjadi Rp. 680 miliar dibanding tahun lalu sebesar Rp. 318
miliar. BJBR berhasil menekan beban bunga menjadi sebesar Rp. 1,54 triliun atau
turun 2% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 1,56 triliun.
Penurunan beban bunga ini karena BJBR berhasil mencatatkan kenaikan giro dan
tabungan sebagai pendanaan dengan biaya rendah.
Tabungan
BJBR meningkat 28% menjadi Rp. 7,97 triliun dari sebelumnya Rp. 6,2 triliun,
sementara simpanan giro BJBR naik 48% menjadi Rp. 17,6 triliun dari sebelumnya
Rp. 11,8 triliun. Sedangkan deposito berjangka yang memberikan porsi biaya
bunga tinggi mencatatkan penurunan 7% menjadi Rp. 29,5 triliun dari sebelumnya
Rp. 31,7 triliun. Secara keseluruhan dana pihak ketiga BJBR meningkat 11%
menjadi Rp. 55 triliun dari sebelumnya Rp. 49,8 triliun.
Dari sisi
kredit, BJBR mencatatkan pertumbuhan kredit Rp. 11,9 triliun atau 36% yoy
menjadi sebesar Rp. 45,2 triliun d. Kredit UMKM
tercatat sebesar Rp. 5,2 triliun atau turun dari Rp. 5,4 triliun dibanding
semester pertama tahun lalu. Kredit UMKM sebesar 11,6 % dari total kredit.
Sementara kredit properti tercatat naik tajam, 70% menjadi Rp. 2,9 triliun dari
sebelumnya Rp. 1,7 triliun. Tapi kredit properti hanya berkontribusi 6% dari total kredit.
Namun,
kualitas kredit BJBR menurun. Kredit dalam kelompok kurang lancar, diragukan
atau macet pada periode semester pertama 2013 ini sebesar Rp. 1,1 triliun. Non
performing loan (NPL) bruto tercatat sebesar 2,47% atau naik dari 1,62% sementara NPL
netto naik tipis menjadi 0,52% dari sebelumnya 0,56% .
BJBR
mencatatkan kenaikan permodalan sebesar 12%. Modal inti dan modal pelengkap
BJBR tercatat sebesar Rp. 5,66 triliun dari sebelumnya Rp. 5,06 triliun. Return
on equity atau tingkat pengembalian modal tercatat naik menjadi 35% dari
sebelumnya hanya 33%. Sementara dari sisi aset produktif sebesar 20%
menjadi Rp. 71 triliun dari sebelumnya Rp. 59,7 triliun. Namun, return on asset
periode ini turun menjadi 2,57% dibanding tahun lalu sebesar 2,63%.
Harga saham
BJBR saat ini sebesar Rp. 1.190 per saham. Deutsche Bank dalam risetnya 9 Juli
2013 lalu merekomendasikan buy untuk BJBR dengan target harga Rp.
1.580. Tercatat Price to Book Value BJBR pada akhir semester I
2013 ini sebesar 1,9 kali dengan Price Earning Ratio sebesar 7,74 kali.
AFN ingin investor waspada terhadap kenaikan kredit macet
dari bank sendiri. Kredit macet tercatat sebesar Rp. 747 miliar atau naik 3
kali dibanding tahun lalu sebesar Rp. 233 miliar. Kenaikan tertinggi dari
sektor non UMKM yang naik menjadi Rp. 462 miliar dari sebelumnya Rp. 27 miliar.
Sisi
positifnya, BJBR dengan modal lebih dari Rp. 5 triliun termasuk golongan BUKU
III dan bank ini dapat melakukan kegiatan usaha bank dalam bentuk rupiah maupun
valuta asing. BUKU III juga dapat menyertakan modal pada lembaga keuangan di
Indonesia dan wilayah regional Asia.