Jakarta, 8 Desember 2014 - PT Indika Energy Tbk (INDY) menarik pinjaman
bank senilai US$ 30 juta. Pinjaman ini kemudian diteruskan ke anak usaha,
Indika Capital Investments Pte Ltd (ICI). Rasio utang terhadap ekuitas setelah
pencairan ini menjadi 1,5 kali.
ICI merupakan entitas anak yang
bergerak di bidang perdagangan batubara. Kendati pasar batubara masih lesu,
namun, Indika yakin ICI memiliki kemampuan untuk bisa menjalankan usahanya. Indika
dan ICI telah menandatangani perjanjian pinjaman pada 3 Desember 2015.
Pinjaman dicairkan dari Bank Mandiri
dan Citibank N.A Cabang Jakarta dengan nilai masing-masing sebesar US$ 20 juta
dan US$ 10 juta. Pinjaman ini selanjutnya diberikan ke ICI sebagai utang dari
pihak terafiliasi. Anak usaha yang berdomisili di Singapura ini akan
menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan usaha.
Sampai akhir September tahun ini,
ICI mencatatkan kerugian US$ 25.981, naik dari tahun lalu sebesar US$ 12.239.
Sedangkan Indika sendiri mencatatkan kerugian US$ 9.61 juta, naik dari tahun
lalu sebesar US$ 3.20 juta.
Kinerja operasional pemilik Santan
Batubara dan Kideco Jaya Agung yang kurang baik ini ditambah dengan
kecenderungan untuk terus meningkatkan utang mendorong pelaku pasar untuk
menempatkan obligasi Indika di kategori obligasi non investasi (junk bonds),
atau turun sekitar 2 notch bila dilihat dari current yield-nya.
Obligasi senilai US$300 juta dengan
kupon 7 persen yang jatuh tempo Mei 2018 sudah turun jadi US$ 84.79 sen untuk
tiap dolar. Pada saat diterbitkan at par tahun 2011, Moody’s Investors Service
memberikan peringkat B1, sementara Fitch Ratings member peringkat B+.
Harga saham Indika pun terus
tertekan sejak September 2014.