Jakarta, 8 November
2013 – PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJBR) baru saja mendapatkan hasil
pemeringkatan untuk obligasinya VI dan VII. Kedua obligasi Bank Jabar Banten
itu mendapat peringkat idAA- (Double A Minus) dengan outlook stabil.
Sumber: Presentasi Perusahaan untuk Analyst Meeting 3Q2013 |
Beberapa
hal yang mendasari dikeluarkannya peringkat tersebut adalah posisinya yang kuat
di industri perbankan Indonesia, pasar captive yang dimilikinya di propinsi
Jawa Barat dan Banten, serta kapitalisasinya yang kuat.
Namun ada
peringkat lebih tinggi tidak dapat diberikan karena tingkat kualitas kredit
yang rendah, tercermin dari NPL yang tinggi, serta konsentrasi yang tinggi di
dana pihak ketiga dari deposito yang berbiaya mahal.
Obligasi
yang diperingkat adalah Obligasi VI Seri B Tahun 2009, Obligasi VII Seri A, B,
C tahun 2011, senilai Rp 2,4 triliun.
Obligasi VI
Seri B akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2014 dengan nilai nominal Rp 400
miliar dan tingkat suku bunga yang diberikan tetap sebesar 12,50%. Obligasi ini
dijamin dengan seluruh harga kekayaan Bank, bukan dengan jaminan khusus.
Obligasi
VII terdiri dari 3 seri (A,B,C) dengan total Rp 2 triliun. Seri A dengan
nominal Rp 276 miliar akan jatuh tempo tanggal 9 Februari 2014 dan berbunga
9,2%. Seri B memiliki nominal Rp 601 miliar, jatuh tempo tanggal 9 Februari
2016 dan berbunga 10,2%. Seri C yang memiliki nominal terbesar yaitu Rp 1,12
triliun akan jatuh tempo tanggal 9 Feburari 2018 dan berbunga 10,4%.
Kinerja
triwulan III Bank Jabar Banten tercatat positif dengan pendapatan bunga bersih
di Rp 3,6 triliun dan menghasilkan laba bersih Rp 1,1 triliun. Marjin
pendapatan bunga (NIM) tinggi di 8% telah mendukung peningkatan laba bersih
15,9% ini.
Sumber: Presentasi Perusahaan untuk Analyst Meeting 3Q2013 |
Kredit yang
disalurkan Bank Jabar Banten mencapai Rp 44,1 triliun, dibiayai oleh dana pihak
ketiga sebesar Rp 56,6 triliun. Sebagian besar kredit disalurkan pada segmen
konsumer yaitu sekitar 63% atau Rp 27,87 triliun. NPL Bruto 2,5%, lebih tinggi
daripada yang ditargetkan di kisaran 1,5-2,0%.
Total aset
tercatat Rp 75,9 triliun dan ekuitas Rp 6,44 triliun. Kasnya kuat di Rp 1,77
triliun. Tingkat imbal hasil yang
didapat pemegang saham adalah 23,5%, angka yang cukup tinggi.