
Marjin laba kotor Elnusa meningkat jadi 14,8% dibandingkan 11,9% di tahun 2012. Perusahaan menyatakan hal ini disebabkan oleh kebijakan selected customer dan perbaikan project management. Penurunan beban pokok pendapatan terbesar terjadi pada biaya mobilisasi dan demobilisasi yang turun Rp 59 miliar menjadi Rp 15 miliar serta jasa sub kontrak yang turun Rp 43,8 miliar jadi Rp 491,1 miliar. Sementara biaya bahan bakar naik Rp 60 miliar jadi Rp 140 miliar.
Beban pendanaan Elnusa turun signifikan jadi Rp 29,39 miliar dari sebelumnya Rp 53,81 miliar. Hal ini seiring dengan turunnya beberapa liabilitas jangka pendek yaitu: pinjaman jangka pendek, liabilitas keuangan lain-lain jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, yang secara total berkurang sekitar Rp 335 miliar.
AFN memiliki pandangan yang berbeda dengan pernyataan perusahaan tentang pendapatan. Pendapatan yang turun tidak sekedar disebabkan oleh kebijakan selected customer, karena jasa dan perdagangan hilir migas (penjualan bensin) tidak akan terkena dampak kebijakan tersebut. Selain itu pendapatan yang naik turun merupakan karakteristik dari industri jasa terkait migas seperti Elnusa.
Namun AFN setuju dengan pendapat perusahaan, bahwa marjin laba kotor yang turun disebabkan oleh perbaikan project management, terlihat dari turunnya biaya mobilisasi dan demobilisasi. Selain itu beban pendanaan yang turun juga merupakan kontributor signifikan bagi naiknya laba bersih perusahaan. Penurunan liabilitas ini akan menjadi modal yang baik bagi perusahaan yang kini rasio liabilitas terhadap ekuitasnya turun jadi
1x.