Jakarta, 30 Juli 2013 - PT Elnusa Tbk (ELSA) membukukan laba bersih yang signifikan, yaitu 72% menjadi Rp 83,3 miliar per semester I tahun 2013 ini dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Akan tetapi pendapatan turun 13,75% menjadi Rp 1,97 triliun. Perusahaan mengklaim hal ini disebabkan oleh karena kebijakan selected customer, penurunan beban keuangan, dan perbaikan project management.
Elnusa selama 1 semester ini telah membukukan penurunan pendapatan sebesar 1375% menjadi Rp 1,97 triliun dari 2,29 triliun di periode yang sama tahun 2012. Pendapatan Elnusa selama 4 tahun terakhir mengalami fluktuasi pendapatan dengan titik terendahnya adalah pada tahun ini. Pendapatan terbesar masih dikontribusi oleh jasa hulu migas terintegrasi, yaitu Rp 1,22 triliun atau 61,8% dari seluruh pendapatan. Pendapatan kedua terbesar dikontribusi oleh jasa dan perdagangan hilir migas yang tercatat Rp 670,62 miliar atau 34% dari total pendapatan. Kedua segmen ini mengalami penurunan pendapatan.
Marjin laba kotor Elnusa meningkat jadi 14,8% dibandingkan 11,9% di tahun 2012. Perusahaan menyatakan hal ini disebabkan oleh kebijakan selected customer dan perbaikan project management. Penurunan beban pokok pendapatan terbesar terjadi pada biaya mobilisasi dan demobilisasi yang turun Rp 59 miliar menjadi Rp 15 miliar serta jasa sub kontrak yang turun Rp 43,8 miliar jadi Rp 491,1 miliar. Sementara biaya bahan bakar naik Rp 60 miliar jadi Rp 140 miliar.
Beban pendanaan Elnusa turun signifikan jadi Rp 29,39 miliar dari sebelumnya Rp 53,81 miliar. Hal ini seiring dengan turunnya beberapa liabilitas jangka pendek yaitu: pinjaman jangka pendek, liabilitas keuangan lain-lain jangka pendek dan liabilitas jangka panjang, yang secara total berkurang sekitar Rp 335 miliar.
AFN memiliki pandangan yang berbeda dengan pernyataan perusahaan tentang pendapatan. Pendapatan yang turun tidak sekedar disebabkan oleh kebijakan selected customer, karena jasa dan perdagangan hilir migas (penjualan bensin) tidak akan terkena dampak kebijakan tersebut. Selain itu pendapatan yang naik turun merupakan karakteristik dari industri jasa terkait migas seperti Elnusa.
Namun AFN setuju dengan pendapat perusahaan, bahwa marjin laba kotor yang turun disebabkan oleh perbaikan project management, terlihat dari turunnya biaya mobilisasi dan demobilisasi. Selain itu beban pendanaan yang turun juga merupakan kontributor signifikan bagi naiknya laba bersih perusahaan. Penurunan liabilitas ini akan menjadi modal yang baik bagi perusahaan yang kini rasio liabilitas terhadap ekuitasnya turun jadi
1x.