Jakarta, 11 Desember 2013 - PT Pan Brothers Tbk (PBRX)
berupaya memperbesar lini bisnis ritel guna mendongkrak margin laba. Dalam lima
tahun ke depan, manajemen berharap, sektor ritel bisa menyumbang 15% dari total
pendapatan. Untuk itu,
perusahaan melaksanakan HMETD (rights issue).
AFN melihat dari arah ekspansi Pan
Brothers ini, maka investor tidak akan rugi kalau menebus rightsnya. Industri
tekstil ritel sedang berkembang, dan Indonesia termasuk yang memiliki populasi
besar, daya beli untuk barang-barang konsumsi primer yang makin tinggi, serta perubahan
tren busana yang menarik.
Tetapi yang belum diketahui adalah apakah
ritel yang dituju perusahaan adalah ritel pasar ekspor atau ritel untuk pasar
domestik. Bila untuk pasar ekspor, maka yang menjadi risiko adalah bahwa
perusahaan belum memiliki jejak rekam (track record) yang jelas untuk masuk
dengan sukses ke industri ritel. Industri ritel selalu merupakan tantangan yang
cukup berat untuk perusahaan yang biasa bermain B-to-B (business to business).
Selama ini, Pan
Brothers selalu mengandalkan bisnis manufaktur walaupun dengan marjin kecil, yaitu sekitar 3%
saja. Padahal segmen ritel dapat menghasilkan marjin sekitar 20%.
Tahun depan, perusahaan akan
mendirikan 10 shop in shop baru untuk memaksimalkan pemasaran. Saat ini, jumlah
shop in shop PBRX sekitar 30 gerai. Tahun depan, PBRX akan memiliki 40 gerai shop
in shop.
PT Apparelindo Mitra Andalan (AMA)
merupakan anak usaha yang akan menjadi andalan perusahaan untuk mendongkrak
sektor ritel. Kemarin, AMA baru saja mendatangkan dua merek aparel baru dari
Thailand. Kedua merek itu adalah 'Greyhound' dan 'Flynow'. Ini merupakan salah
satu langkah guna memperbesar lini bisnis ritel.
Sebelumnya, perusahaan telah menggandeng
Mitsubishi Corporation untuk mendirikan anak usaha baru, yakni PT Eco Smart
Garment Indonesia (ESGI). Dalam
usaha patungan ini, perusahaan menggenggam 85% saham ESGI. Nantinya PT Eco Smart Garment Indonesia juga
akan bergerak di sektor perdagangan tekstil, ekspor dan impor pakaian jadi. Dengan
ekspansi ini, berharap pendapatannya bisa meningkat signifikan dalam lima tahun
ke depan.
Mitsubishi
Corporation adalah perusahaan berbasis di Tokyo Jepang yang memiliki lini bisnis
tekstil yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Di sektor hulu, Mitsubishi
Corporation memiliki bisnis produksi serat sintetis hingga rayon. Sedangkan di sektor menengah hingga
hilir Mitsubishi memproduksi benang, kain, hingga apparel.
Dalam tiga
tahun mendatang, Pan Brothers menargetkan membangun 7 pabrik baru. Dari 7 pabrik yang direncanakan, 4 pabrik di antaranya ditargetkan dapat beroperasi secara
komersial pada pertengahan tahun 2014. Dua pabrik lainnya direncanakan beroperasi
pada pertengahan 2015,
sementara yang 1 di tahun 2016.
Total investasi yang akan dibutuhkan mencapai US$ 60
juta. Kebutuhan dana ini rencananya akan dipenuhi dari penawaran umum terbatas
(right issue) dengan target raupan
dana Rp 1,02 triliun. Dari potensi dana tersebut, sekitar 60% akan dialokasikan
untuk ekspansi.
Untuk meningkatkan daya saingnya,
Pan Brothers juga tengah melakukan pembicaraan serius dengan sejumlah
calon mitra usaha untuk
membantu perusahaan menguasai hulu dan hilir sekaligus. Bentuk joint venture mungkin
akan dipilih dalam kemitraan ke depan dan bertujuan supaya biaya produksi bisa
lebih murah dan penjualan maksimal.
Rencana Rights Issue
Di dalam prospektus ringkasnya, Pan
Brothers menawarkan 3,39 miliar lembar saham dengan harga Rp 300/ lembar. Total
dana yang akan diterimanya adalah sekitar Rp 1,02 triliun. Penawaran saham ini
akan membuat modal Pan Brothers langsung bertambah lebih dari dua kali lipat.
Setiap pemegang 10 saham lama berhak
11 rights yang tiap lembar rights-nya memberikan hak kepada pemegangnya 1 saham baru. Pemegang
saham yang tidak menukarkan haknya akan mengalami dilusi yang signifikan yaitu
52,38%.
Rencana penggunaan dana dari rights
issue ini adalah 60% untuk peningkatan kapasitas produksi melalui anak
perusahaan PT Eco Smart Garment Indonesia; 30% untuk investasi di sektor hulu
dan hilir; dan 10% sisanya adalah untuk peningkatan modal kerja.
Periode perdagangan rights 10 – 16 Januari
2014, dimana hak akan diberikan kepada
pemegang saham yang tercatat pada 8 Januari 2014.
Pada saat ini, harga saham PBRX adalah
Rp 420, sudah turun dari harga tertingginya Rp 780 di akhir Mei tahun ini.