Jakarta, 21 Februari 2014 – PT Jasa Marga (Persero), Tbk
mencatatkan pertumbuhan pendapatan tetapi penurunan laba bersih karena kenaikan
beban pemeliharaan jalan tol, beban konstruksi dan pelayanan pemakai jalan tol.
Pendapatan Jasa Marga naik 13%
menjadi Rp 10,29 triliun di akhir tahun 2013 dari sebelumnya Rp 9,07 triliun.
Kenaikan ini terutama terjadi pada pendapatan konstruksi yang naik 18% menjadi
Rp 3,96 triliun di tahun 2013. Pendapatan dari segmen konstruksi adalah
kontributor kedua terbesar dari pendapatan Jasa Marga. Sementara itu
pertumbuhan dari tol sendiri hanya 4% menjadi Rp 5,83 triliun dari sebelumnya
Rp 5,58 triliun.
Sementara itu beban pemeliharaan
jalan tol 30% menjadi Rp 1,14 triliun dari sebelumnya Rp 882,25 miliar. Beban
ini berkontribusi sebesar 15% terhadap total beban usaha.
Selain itu yang juga berkontribusi
terhadap penurunan laba adalah kenaikan beban konstruksi sebesar 18,2% menjadi
Rp 3,91 triliun. Beban konstruksi adalah beban terbesar di dalam beban usaha
yaitu 51%.
Beban lainnya yang naik tinggi
adalah beban pelayanan kepada pemakai jalan tol, yang naik 74% menjadi Rp
481,74 miliar dari sebelumnya hanya Rp 276,51 miliar.
Hasilnya, laba bersih turun 17%
menjadi Rp 1,34 triliun atau Rp 196,52/ saham dari sebelumnya Rp 1,60 triliun
atau Rp 235,60/ saham.
Posisi kas juga turun jadi Rp 3,51
triliun dari sebelumnya Rp 4,30 triliun. Sementara total aset naik 15% menjadi
Rp 28,37 triliun karena kenaikan hak pengusahaan jalan tol sebesar 20% menjadi
Rp 22,3 triliun.
Liabilitas jangka pendek turun 26%
menjadi Rp 4,92 triliun, sementara liabilitas jangka panjang naik 51% menjadi
Rp 12,58 triliun. Kenaikan liabilitas jangka panjang ini didorong oleh kenaikan
utang bank sebesar 75% menjadi Rp 5,32 triliun serta kenaikan utang obligasi
sebesar 37% menjadi Rp 5,14 triliun.
Kinerja marjin laba usaha turun jadi
25,9% menjadi 32,8%, sementara kinerja marjin laba bersih turun jadi 13,0% dari
17,7%. Imbal hasil atas ekuitas (ROE) turun jadi 14,4% dari 18,6%.
AFN melihat bahwa penurunan kinerja
ini lebih disebabkan oleh kenaikan upah yang cukup tinggi di tahun ini. Hal ini
tidak akan terulang di tahun depan. Namun, tahun depan memiliki risiko kenaikan
biaya lainnya yaitu biaya pemeliharaan jalan tol mengingat karena banyaknya
bencana yang terjadi pada awal tahun 2014 ini telah merusak sebagian jalan tol milik
Jasa Marga. Perusahaan juga telah berjanji untuk mengganti kerusakan kendaraan
akibat lubang, yang mana akan menimbulkan biaya baru bagi perusahaan.