Jakarta, 18 Maret 2014 – PT Midi
Utama Indonesia, Tbk (MIDI) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sampai 50%
menjadi Rp 67,33 miliar didorong oleh pertumbuhan pendapatan serta dapat
ditekannya harga barang dari manufaktur. AFN juga melihat bahwa persediaan naik tinggi, yang mencerminkan kurangnya produktivitas gerai.
Alfa Midi adalah perusahaan
franchise convenience store yang memiliki beberapa konsep gerai, yaitu Alfa
Midi, Alfa Express, dan Lawson Station.
Pendapatan Midi Utama naik 29%
menjadi Rp 4,96 triliun dari sebelumnya Rp 3,85 triliun. Kenaikan pendapatan
ini terutama didorong oleh penjualan makanan (bukan makanan segar) yang naik
sampai 32,67% ke Rp 2,97 triliun.
Sementara itu beban pokok pendapatan
yang pada dasarnya adalah biaya pembelian barang-barang yang akan dijual, naik
26,80% ke Rp 3,89 triliun. Kenaikan yang lebih kecil daripada kenaikan
penjualan ini mungkin berasal dari diskon pembelian, rebat, atau
promosi-promosi tertentu dari manufaktur.
Kinerja ini membuat laba bersih
perusahaan naik 50% menjadi Rp 67,33 miliar dari sebelumnya Rp 45,00 miliar
atau Rp 23,36/ saham. Marjin laba bersih tercatat lebih tinggi jadi 1,4%
dibandingkan tahun 2012 yang tercatat 1,2%. Imbal hasil atas ekuitas (ROE) naik
jadi 13,4% dari sebelumnya 10,1%.
Dengan kinerja tersebut, perusahaan
menawarkan rasio P/E 24,4x atau PBV 3,28, suatu angka yang cukup wajar walaupun
mungkin agak terlalu tinggi untuk investor yang dapat berinvestasi di
saham-saham lainnya.
Kenaikan Persediaan Mengkuatirkan
Posisi kas perusahaan meningkat jadi
Rp 246,15 miliar dari sebelumnya Rp 201,06 miliar. Aset lancar meningkat jadi
Rp 973,26 miliar yang terutama didorong oleh peningkatan signifikan di
persediaan. Persediaan meningkat sampai 62% jadi Rp 973,26 miliar. Kenaikan
persediaan bisa mencerminkan mulai rendahnya penjualan gerai-gerai Alfa Midi,
mengingat bahwa jumlah gerai baru yang dibuka tidak sangat tinggi pada tahun
2013.