Jakarta - 2 Desember 2014 - PT Alam Sutera Realty, Tbk (ASRI)
pada penutupan pecan kemarin melesat sampai 7,69% ke Rp 560 disertai dengan
volume tinggi, 5,1 juta lot. Ini karena Tri Ramadi, dikabarkan bergabung
kembali dengan perseroan ini paska pengunduran diri Hungkang Suteja yang
menggantikannya. Apalagi kabarnya The Ning King akan menggabungkan Alam Sutera
dan Bekasi Fajar.
Pada perdagangan yang bervolume
tinggi ini, broker Kresna Graha Securindo berkode KS trcatat membeli saham ASRI
sampai 1,32 juta lot, sementara Panin Securities dan CIMB Securities tercatat
paling banyak menjual.
Tri Ramadi, mantan direktur utama
Alam Sutera sempat mengundurkan diri di awal 2014. Tri kemudian digantikan oleh
Harianto Tirtohadiguno. Sejak pengunduran dirinya sampai dengan dikabarkan akan
kembali, Tri tetap di dalam grup Argo Manunggal sebagai presiden direktur PT Alfa Goldland
Realty, salah satu anak perusahaan Alam Sutera.
The Ning King, pemimpin grup Argo
Manunggal pemilik 51,8% Alam Sutera dikabarkan
akan menggabungkan perseroan dengan PT Bekasi Fajar Industrial Estate, Tbk
(BEST) yang juga dimilikinya. Argo Manunggal memiliki Alam Sutera melalui PT Manunggal Prime Development dan PT
Tangerang Fajar Industrial Estate. Grup ini juga mengendalikan Bekasi Fajar sebanyak 47,97% melalui PT Argo Manunggal Land
Development.
Tahun depan, Alam Sutera optimis akan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 5,8 triliun dari proyek-proyek yang sekarang
sedang dibangun yaitu Kota Mandiri Sutera Svarna di Pasar Kemis Tangerang dan
beberapa proyek highrise (apartemen dan perkantoran) di Serpong dan Jakarta,
serta Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Untuk mendukung pencapaian
pendapatan itu, perseroan akan meningkatkan belanja modal sebanyak 47% sampai
dengan Rp 2,2 triliun. Dana tersebut akan digunakan sebagian (50%) untuk
membeli lahan di distrik Pasar Kemis dan Serpong, Tangerang. Sisanya adalah
untuk membangun apartemen dan perkantoran di Serpong.
Perseroan telah mencatatkan
penjualan marketing Rp 3,6 triliun sampai dengan September. Laporan keuangan
Perseroan pemilik landbank 2.331 ha ini masih belum diterbitkan karena sedang dilakukan proses audit
eksternal, sehingga diharapkan laporan keuangan baru akan diterima Bursa pada
31 Desember 2014. Kebutuhan audit ini karena manajemen melihat adanya peluang
untuk melakukan aksi korporasi ke depan.
ASCEND mengamati beberapa hal yang
perlu diwaspadai oleh investor:
- Belanja modal yang tidak sedikit, yaitu Rp 2,2 triliun atau sekitar 15% dari total aset perseroan harus dipenuhi melalui kombinasi utang dan penambahan ekuitas. Apalagi salah satu tujuan dari belanja modal tersebut adalah pengadaan lahan yang sifatnya jangka panjang. Penambahan modal HMETD adalah salah satu opsi terbaik perseroan yang 2/3 asetnya dibiayai oleh utang ini.
- Penggabungan Alam Sutera dan Bekasi Fajar baik dari hal profitabilitas dan diversifikasi portofolio produk.
- Saat ini Bekasi Fajar memiliki PBV yang jauh lebih tinggi daripada Alam Sutera, yaitu 2,9x dibandingkan 2,0x. Harga yang cukup tinggi adalah hasil kenaikan 39% hanya dalam sebulan terakhir. Karenanya Alam Sutera perlu memperhitungkan kepentingan investor minoritas apabila penggabungan tersebut terjadi dan Alam Sutera harus membayar dengan harga pasar.
Saham ASRI: 28 November 2014 |
Saham BEST: 28 November 2014 |