Jakarta, 19 Januari 2015 – PT Buana
Listya Tama, Tbk (BULL) yang masih disuspensi mencatatkan penurunan laba bersih
sampai dengan 90% menjadi hanya US$ 475.537 dari sebelumnya US$ 11,36 juta. Kerugian
kurs serta beban keuangan yang besar adalah dua faktor utama kinerja ini.
Pendapatan Buana Listya turun 7%
menjadi US$ 33,72 juta dari sebelumnya US$ 36,22 juta. Sebagian besar dari
pendapatan Buana Listya berasal dari penyewaan kapal untuk distribusi gas, minyak dan FPSO. Pendapatan dari segmen
gas turun 21% menjadi US$ 15.21 juta dari sebelumnya US$ 19,22 juta. Sementara
pendapatan dari segmen minyak dan FPSO naik signifikan menjadi US$ 13,97 juta
dari sebelumnya hanya US$ 1,32 juta.
Laba kotor perusahaan tercatat US$
8,27 juta atau naik dari sebelumnya US$ 4,28 juta, yang mengindikasikan marjin
laba kotor 24,5% atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya di 11,8% saja. Akan
tetapi beban keuangan yang sudah berkurang masih menekan laba sebesar US$ 5,71
juta.
Kondisi ini diperburuk dengan adanya
kerugian kurs US$ 473.806 dibandingkan laba sebelumnya yang mencapai US$ 10,81
juta. Apalagi dengan revaluasi kapal yang hanya US$ 2,71 juta dibandingkan sebelumnya US$ 7,86 juta dan kerugian
lain-lain bersih sebesar US$ 270.898.
Saham Buana Listya telah disuspensi lagi
pada pertengahan 2014 setelah dilepas dari suspensi pertamanya di akhir tahun
2012 karena keterlambatan pelaporan akibat situasi utang pemiliknya, PT Berlian
Laju Tanker, Tbk (BLTA). November 2014 ini emiten terkena lagi sanksi berlapis karena
perubahan rencana audit atas laporan keuangannya yang akhirnya baru dapat
disampaikan pada hari ini. Dalam keterangannya, BEI mengatakan, sanksi ini
dijatuhkan karena BULL berencana mengaudit laporan keuangan Juni 2014.
Belakangan rencana berubah. Laporan keuangan yang akan diaudit adalah laporan
keuangan interim September 2014.
Setelah Berlian Laju melepas sebagian
besar kepemilikannya hingga hanya menguasai 32,86% dari sebelumnya 58%, Buana
Listya telah melakukan berbagai upaya untuk dapat keluar dari krisis. Pertama,
perusahaan telah merestrukturisasi utang kepada Merril Lynch (Asia Pasific)
Limited dan Orchard Centar Master Limited (MLOR) dengan saham yang dijaminkan
oleh Berlian Laju dan tanggal jatuh tempo diperpanjang menjadi 15 Januari 2015.
Sampai hari ini emiten
Kedua, Buana akan berusaha untuk
melakukan private placement yang didahului dengan reverse stock. Reverse stock
direncanakan akan memiliki rasio 8 lembar saham lama untuk 1 lembar saham baru
sehingga jumlah saham beredar akan turun dari 17,65 miliar lembar menjadi 2,21
miliar lembar. Sementara private placement direncanakan akan menerbitkan 220,6
juta saham seri B atau 10% dari jumlah saham beredar baru dengan harga
pelaksanaan Rp 439 per saham.
Bila laku, Buana Listya akan
mendapat dana segar Rp 96,8 miliar atau sekitar US$ 7,8 juta yang dapat
digunakan untuk pembayaran beban bunga denda kepada Merril Lynch (Asia Pasific)
Limited dan Orchard Centar Master Limited.