Tuesday, February 25, 2014

Multipolar Technology Catatkan Kenaikan Laba Bersih 87%



Jakarta, 26 Februari 2014 – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) mencatatkan kenaikan laba bersih 87% karena pertumbuhan beban pokok penjualan yang lebih kecil daripada pertumbuhan penjualan, serta kenaikan signifikan penghasilan lain-lain.

Laba bersih Multipolar naik 87% menjadi Rp 56,70 miliar dari tahun 2012 sebesar Rp 30,25 miliar. Ini menaikkan pula laba bersih per sahamnya menjadi Rp 30,24/ lembar dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 16,13%. Rasio harga atas laba dengan harga Rp 1.015 masih cukup tinggi yaitu 33,56 kali.

Laba ini didorong hanya dengan pertumbuhan pendapatan 13%, yaitu menjadi Rp 1,51 triliun dari sebelumnya Rp 1,34 triliun. Karenanya marjin laba bersih naik jadi 3,8% dari sebelumnya 2,3%.

Kenaikan laba yang lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan ini  salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan biaya pokok penjualan yang lebih kecil daripada pertumbuhan pendapatan. Ini terlihat dari kenaikan marjin laba kotor jadi 11,4% dari sebelumnya 10,4%. Ini dikontribusikan oleh segmen jasa teknologi yang kenaikan biaya pokoknya hanya 16% sementara kenaikan pendapatannya mencapai 27%.

Selain itu penghasilan lain-lain yang naik menjadi Rp 18,11 miliar dari sebelumnya Rp 4,77 miliar juga merupakan faktor penumbuh laba yang signifikan. Tidak dijelaskan penghasilan lain-lain berasal dari mana.

Walaupun kenaikan laba bersih signifikan, tetapi rasio imbal hasil atas ekuitas (ROE) malah turun 13,6% dari sebelumnya 17,0%. Hal ini disebabkan karena kenaikan ekuitas yang cukup tinggi setelah penawaran umum perdana pada tanggal 8 Juli 2013. Dana dari penawaran ini digunakan untuk belanja modal (28%), pembayaran utang kepada pemegang saham (26%), dan sisanya modal kerja (46%).

Dana IPO yang sudah direalisasikan per Desember 2013 adalah 53,1% untuk belanja modal sebesar Rp 26,55 miliar, 100% pembayaran utang kepada pemegang saham sebesar Rp 46,5 miliar, dan 100% modal kerja sebesar Rp 80,82 miliar.

Penerimaan modal dari penawaran ini mencapai Rp 180 miliar dan membuat posisi kas naik jadi Rp 231,48 miliar dari sebelumnya hanya Rp 178,73 miliar. Total aset naik menjadi Rp 1,25 triliun dari Rp  1 triliun. Utang jangka pendek naik jadi Rp 660,88 miliar, tetapi utang jangka panjang turun dari Rp 142,02 miliar. Utang jangka panjang turun disebabkan oleh dibayarnya utang kepada pemegang saham terbesar, PT Multipolar Tbk (MLPL).

Pasarkan TiPhone A508, Tiphone Mobile ingin rebut 20% pasar ponsel

www.yangcanggih.com

Jakarta, 26 Februari 2014 - PT Tiphone Mobile Indonesia, Tbk (TELE) berencana meningkatkan pangsa pasar dengan meluncurkan produk baru TiPhone A508 dengan membidik 20% pasar ponsel kelas menengah ke bawah dimana sejauh ini Tiphone Mobile  mengklaim menguasai 35% pangsa pasar ponsel di Indonesia.

TiPhone A508 ini dibekali perangkat buatan Foxconn, sebagaimana Foxconn dikenal sebagai pemasok Apple, Inc dalam membuat berbagai macam produknya.

Ponsel jenis A508 diklaim menyamai iPhone 4S yang mempunyai prosesor dual core dengan kemampuan 1GHz dan kapasitas memori pengolah data atau RAM sebesar 512 MB dengan menggunakan sistem operasi berbasis Android. Ponsel ini rencananya akan dipasarkan  dengan harga hanya sebesar Rp 600 ribuan termasuk bundling data 12Gb oleh Telkomsel.

Namun, AFN melihat, hingga saat ini dominasi produk hardware seperti Samsung, Apple dan Blackberry masih menguasai sebagian besar pengguna ponsel di Indonesia. Meskipun bundling yang ditawarkan Tiphone Mobile cukup menarik, namun Tiphone Mobile dihadapkan dengan pertarungan pasar di kelas menengah ke bawah.

Pasar kelas menengah ke bawah saat ini didominasi oleh ponsel bekas dengan merk ternama seperti Samsung dan Blackberry atau ponsel rakitan kembali (repabrikasi) yang ditawarkan dengan harga yang lebih murah akan menjadi tantangan Tiphone Mobile.

Kinerja Tiphone 3Q2013
Tercatat Tiphone Mobile membukukan kenaikan laba bersih hingga 47,07% selama 9 bulan pada 2013 menjadi sebesar Rp 203,86 miliar dibandingkan dengan 2012 lalu sebesar Rp 138,62 miliar dengan kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan beban langsung.

Tercatat penjualan Tiphone Mobile sebesar Rp 6,98 triliun atau naik 25,33% dibandingkan kuartal ketiga tahun 2012 lalu sebesar Rp 5,57 triliun dengan beban langsung yang tercatat naik 24,28% atau sebesar Rp 6,54 triliun dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2012 sebesar Rp 5,26 triliun.
Sebagaimana didalam tabel, tercatat laba kotor naik lebih tinggi hingga  43,41% menjadi Rp 438,79 triliun dibandingkan kuartal ketiga 2012 lalu sebesar Rp 305,97 miliar.

Sementara itu, beban keuangan yang ditanggung Tiphone Mobile juga naik seiring jumlah hutang jangka pendek ke bank yang mencapai Rp 1,25 triliun. Beban keuangan naik 2 kali lipat pada periode kuartal ketiga 2013 dibandingkan dengan sebelumnya.