Jakarta, 25 February 2015 – PT Darma Henwa, Tbk (DEWA) akhirnya
mencatatkan laba bersih setelah mengalami 3 tahun kerugian berturut-turut. Laba
bersih tercatat US$ 356.705 atau Rp 0.20/lembar, didorong oleh peningkatan
pendapatan 6% menjadi US$ 234,66 juta.
Darma Henwa, perusahaan penyedia jasa
pertambangan terintegrasi, berkapitalisasi Rp 1,09 triliun, selama 3 tahun
terakhir tertekan karena prospek industry pertambangan yang kurang
menguntungkan. Tahun ini perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan
6% menjadi US$ 234,66 juta dari sebelumnya US$222,03 juta, walaupun belum
mencapai level yang pernah dicatat perseroan pada tahun 2012 sebesar US$ 335
juta.
Namun tahun ini dengan pertumbuhan laba kotor
disertai dengan penurunan biaya bahan bakar, penurunan penyusutan, serta
penurunan biaya perbaikan dan pemeliharaan. Penurunan biaya-biaya ini
dikarenakan kurangnya pesanan tahun lalu sehingga memberikan kesempatan
perusahaan untuk menyusun strategi ulang atas biaya-biaya ini, salah satunya
dengan meningkatkan peran subkontraktor untuk mengurangi biaya-biaya sendiri.
Perseroan juga menurunkan utang jangka
panjangnya sehingga rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas turun menjadi
0,08 kali dari sebelumnya 0,15 kali. Salah satu utang yang banyak dilunasi
adalah utang sewa pembiayaan, terutama kepada PT Hitachi Construction Machinery
Finance Indonesia, prinsipal utama perseroan. Ini mengakibatkan beban bunga
turun menjadi hanya US$ 2,42 juta dari sebelumnya US$ 3,73 juta.
Baru-baru saja Perseroan membeli PT Cipta Multi
Prima, perusahaan yang bergerak di bidang jasa, pembangunan, perbengkelan,
perdagangan dan pengangkutan darat. Perusahaan tersebut nantinya akan
memperkuat bisnis DEWA di bidang jasa kontraktor pertambangan. Nilai pembelian tersebut
mencapai Rp 21 miliar untuk membeli 99% saham dari kedua pemegang saham
terdahulu.
Sebelumnya Perseroan juga telah mendapatkan
proyek jasa pertambangan bawah tanah (underground) pertama dari Grup Bakrie yaitu PT Dairi Prima Minerals senilai US$ 141
juta. Kegiatan yang akan dilakukan Darma
Henwa mencakup mengupas tanah (overburden), menyiapkan lahan untuk pabrik
pengolahan serta menyiapkan areal untuk kegiatan produksi di Blok Anjing Hitam,
Sumatra Utara.
Diharapkan dengan pelebaran bisnis ini ke
depannya Darma Henwa akan lebih baik dalam pencatatan pertumbuhan dan laba, dan mampu mengangkat harga saham dari Rp 50 saat ini.