Jakarta, 22 Desember 2014 – Beberapa
perusahaan terkait property sudah menyatakan niat untuk merambah
kawasan-kawasan yang dulu kurang diminati karena kurangnya infrastruktur yang
memadai, terutama infrastruktur transportasi. Fokus dan kemauan pemerintah yang
besar di dalam infrastruktur telah menambah energy baru kepada
perusahaan-perusahaan ini untuk ekspansi secara geografis.
PT Siloam International Hospitals
Tbk (SILO) telah membuka rumah sakit baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dengan rumah sakit baru ini, total rumah sakit yang dimiliki Siloam kini
mencapai 19 jaringan. Rumah sakit baru ini menelan dana investasi sebesar Rp
350 miliar. Tahun depan, Siloam akan membangun
6 – 8 rumah sakit lagi. Perseroan menyiapkan dana hingga US$ 140 juta untuk
ekspansi tersebut.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
memperluas ekspansi ke Jayapura, Papua. Kawasan residensial yang akan dibangun
Ciputra seluas 40 ha dengan nilai investasi sekitar Rp 200 miliar. Sasaran perseroan
adalah masyarakat menengah ke atas.
PT Summarecon Agung Tbk juga
mengincar Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi sebagai tambahan dari Bandung dan
Yogyakarta. Jika bisa mendapat lahan di dalam kota, Summarecon ingin membangun
kawasan terpadu (mixed-use). Kalau lahannya ada di pinggir kota dan cukup luas,
maka direncanakan akan membangun kota terpadu (township). Saat ini Summarecon
masih memiliki cadangan lahan alias landbank sekitar 1.200 hektare (ha),
semuanya di area Jawa.
Belanja modal emiten konstruksi
diberitakan melonjak. PT PP (Persero),
Tbk (PTPP) meningkatkan belanja modalnya sampai 286% menjadi Rp 1,8 triliun. PT
Waskita Karya, Tbk (WSKT) merencanakan capex Rp 1,5 triliun atau naik 75%
dibandingkan 2014. PT Wijaya Karya, Tbk (WIKA) juga meningkatkan capexnya
sampai 1,7 triliun. Semua untuk mendorong pendapatan yang berpotensi akan
berlipat ganda sebagai konsekuensi dari fokus pemerintah terhadap pembangunan
infrastruktur di berbagai kawasan.
ASCEND melihat langkah-langkah ini
juga akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan property lainnya. Seiring dengan pertumbuhan
infrastruktur di kawasan-kawasan yang sebelumnya kurang diminati, risiko investasi
property di area-area ini menjadi berkurang, potensi laku menjadi lebih tinggi,
dan pembangunan.
Indeks property paska penguatan Rupiah
dan pernyataan The Fed tentang penahanan peningkatan suku bunga, menjadi indeks
yang menguat paling signifikan dibandingkan indeks-indeks sektoral lainnya. Sektor
ini juga sudah naik 5 tahun berturut-turut dan mencatatkan kenaikan paling
signifikan selama 5 tahun ini, sampai dengan 148%.
Mungkin tahun ini adalah waktu yang
tepat untuk melonggarkan property di portofolio sambil menunggu kelanjutan dari
pembangunan proyek-proyek property di berbagai kawasan di Indonesia.
Indeks Properti: Pergerakan |