Jakarta, 11 November 2014 – PT Tower
Bersama Infrastructure, Tbk (TBIG) mencatatkan kenaikan laba bersih sampai
dengan 38% menjadi Rp 1,14 triliun didorong
oleh kenaikan pendapatan dan turunnya rugi selisih kurs dibandingkan tahun
kemarin.
Pendapatan naik 24% menjadi Rp 2,43
triliun dari Rp 1,96 triliun yang mendorong EBITDA naik 62% menjadi Rp 2,02
triliun dari sebelumnya Rp 1,25 triliun. Laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk naik 38% menjadi Rp 1,14 triliun dari sebelumnya
Rp 824,97 miliar.
Kontributor utama pendapatan perusahaan masih Telkomsel sebesar Rp 863,85 miliar atau 35,5% dari total pendapatan. Kontributor kedua dan ketiga adalah Indosat dan XL, masing-masing sebesar Rp 547.84 miliar (22,5%) dan Rp 341.69 miliar (14,1%). Pendapatan dari ketiganya juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan.
Pertumbuhan EBITDA dan laba bersih
juga ditopang oleh menurunnya rugi selisih kurs menjadi hanya Rp 92,26 miliar.
Padahal beban keuangan naik 43% menjadi Rp 735,43 miliar gara-gara kenaikan utang
jangka pendek yang berasal dari bagian pinjaman jangka panjang pihak ketiga
yang cukup besar.
Tower Bersama memiliki 18,802
penyewaan dan 11,686 site telekomunikasi per 30 September 2014. Sitetelekomunikasi
milik Perseroan terdiri dari 10.623 menara telekomunikasi, 967 shelter-only,
dan 96 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi
sebanyak 17.739, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,67.
Baru-baru ini perusahaan juga menandatangani
perjanjian penukaran saham dengan PT Telkom atas saham di PT Dayamitra Telekomunikasi
sebagaimana telah dianalisa pada “Tukar saham Mitratel, Telkom dapat saham
Tower Bersama, Siapa yang Untung? http://fundamental-saham.blogspot.com/2014/10/tukar-saham-mitratel-telkom-dapat-saham.html”