Jakarta, 9 September 2014 – PT Krakatau
Steel (Persero), Tbk masih terus catatkan penurunan laba walaupun berjuang
untuk mendongkrak pendapatan lewat berbagai kerjasama dan investasi bersama.
Kontrak-kontrak serta investasi yang dilaksanakannya belum mendorong peningkatan
kinerja profitabilitas.
Beberapa perjanjian kerjasama dan
investasi yang telah ditandatangani perusahaan pada tahun ini adalah perjanjian
Joint Venture (JV) dengan Osaka Steel Co, Ltd yang bernama PT Krakatau Osaka
Steel (KOS) dan perjanjian JV dengan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation
yang bernama PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS). Kini, investor Korea juga
sedang mengincar lahan Krakatau Steel yang berdekatan dengan pelabuhan.
Sementara beberapa proyek strategis
yang sedang dikembangkan oleh perusahaan adalah pembangunan pabrik blast
furnace dan revitalisasi pabrik besi spons yang diperkirakan selesai tahun 2015,
revitalisasi pabrik baja slab yang konstruksinya selesai tahun 2013, serta
pembangunan hot strip mill #2 yang targetnya selesai tahun 2017.
Selain itu ada juga beberapa proyek
strategis yang direncanakan selesai dan beroperasi tahun ini yaitu Electric
Resistance Welding #2, pembangunan pembangkit listrik tenaga gas dan uap,
pengembangan jaringan pipa distribusi air, dan ekspansi kepelabuhanan.
Proyek-proyek strategis yang selesai
tahun ini belum memiliki pengaruh langsung terhadap peningkatan pendapatan
maupun efisiensi biaya. Hal ini nampak dari laporan keuangan semester 1 tahun
2014, di mana pendapatan perusahaan turun 18% menjadi USD 0,91 juta dari periode
yang sama tahun 2013 sebesar USD 1,11 juta. Semester ini perusahaan juga mencatatkan
rugi sebesar USD 0,09 juta dari sebelumnya laba USD 10.634.
Kerjasama yang belum diikuti penurunan kinerja ini membuat saham KRAS tertekan dalam periode-periode yang cukup panjang, bahkan setelah ada volume pembelian yang signifikan dan mendorong kenaikan.
Sekilas tentang kerjasama tahun ini
Pertama, pada tanggal 26
Desember 2012 Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pendirian Perusahaan
Patungan (“Joint Venture Agreement”) dengan Osaka Steel Co, Ltd. (“OSC”) yang
bernama PT Krakatau Osaka Steel (KOS).
Pabrik KOS
akan didirikan di Cilegon, Banten, dengan total modal disetor sebesar US$ 70 juta.
OSC memiliki 80% kepemilikan KOS dan Perseroan memiliki 20%. Perkiraan
kebutuhan investasi untuk pendirian fasilitas produksi sekitar US$ 220 juta
yang akan didanai dari pinjaman dan ekuitas dengan struktur debt to equity
ratio adalah sebesar 65%:35%.
Pada tahap awal setoran modal OSC
dan Perseroan adalah sebesar US$ 31,5 juta. Bisnis utama KOS adalah memproduksi
dan memasarkan produk baja profil (small section steel), baja tulangan
(reinforcing bar steel) dan Flat bar. Kapasitas produksi mencapai 500 ribu metrik
ton/tahun, dengan perkiraan mulai berproduksi pada akhir tahun 2016.
Untuk memperkuat posisi KOS di pasar
baja untuk konstruksi, KOS bersama-sama dengan PT Krakatau Wajatama (“KWT”)
salah satu anak perusahaan Perseroan, pada tanggal 3 September 2014, telah
menandatangani Perjanjian Pembentukan Perusahaan Patungan yang bergerak di
bidang distributorship dengan kepemilikan saham KOS sebesar 33% dan KWT sebesar
67%, dengan ketentuan bahwa Perjanjian tersebut baru akan berlaku efektif setelah
KOS dan KWT mendapatkan persetujuan RUPS serta OSC telah mendapatkan persetujuan
dari direksi OSC.
Kedua, PT Krakatau Steel (Persero)
Tbk (“Perseroan”) bersama Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation (NSSMC)
telah menandatangani perjanjian final pendirian usaha patungan PT Krakatau
Nippon Steel Sumikin (KNSS) pada 11 Agustus 2014.
Pabrik KNSS akan didirikan di
Cilegon, Banten, dengan modal disetor sebesar US$ 142 juta. NSSMC memiliki 80%
kepemilikan KNSS dan Perseroan memiliki 20%. Perkiraan kebutuhan investasi
untuk pendirian fasilitas produksi sekitar US$ 300 juta yang akan didanai dari pinjaman
dan ekuitas.
Bisnis utama KNSS adalah memproduksi
dan memasarkan produk-produk baja lembaran berupa annealed cold-rolled steel
dan hot-dip galvanized steel untuk keperluan otomotif. Kapasitas produksi
mencapai 480 ribu metric ton/tahun, dengan perkiraan mulai berproduksi pada
pertengahan tahun 2017.
Pembentukan usaha patungan KNSS
dilatarbelakangi optimisme NSSMC dan Perseroan bahwa pasar otomotif Indonesia
akan terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang sehingga kebutuhan industri
otomotif terhadap baja anti-korosi dan baja berkekuatan tinggi turut meningkat.
KNSS akan mendirikan fasilitas
produksi GAPL (Galvanizing and Annealing Processing Line) yang merupakan lini
produksi yang menghasilkan produk baja berkualitas tinggi untuk kebutuhan
industri otomotif termasuk baja untuk bagian luar mobil (outer panel) dan baja
berkekuatan tinggi.
Ketiga, dua investor Korea yaitu
Honam Petrochemical (Lotte Group) dan Pohang Iron and Steel Company (Posco)
telah menyatakan tertarik dengan lahan Krakatau Steel yang memiliki pelabuhan
Cigading di Cilegon dan tentu sangat menguntungkan bagi jalur ekspor impor
mereka. Honam siap dengan investasi US$ 5 miliar untuk pabrik petrokimia di
lahan seluas 55-60 ha. Sementara Pohang siap dengan investasi US$ 6 miliar untuk
pabrik baja berkapasitas produksi 2-2,5 juta ton.