Jakarta, 16 April 2015 – Perusahaan-perusahaan retail bangunan
mengalami pertumbuhan positif dengan kinerja profitabilitas yang yang terjaga.
PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk (CSAP), induk perusahaan dari brand Mitra10 dan
Atria, mengalami pertumbuhan laba tertinggi didorong oleh pertumbuhan
pendapatan dan peningkatan produktivitas aset-aset.
Pertumbuhan pendapatan Catur Sentosa terdua
tertinggi di industrinya dengan tingkat 10,95%. Pendapatan Catur Sentosa
tercatat Rp 7,14 triliun, yang sebagian besar masih ditopang oleh segmen
distribusi yang menjadi tulang punggung Perseroan sejak awal. Sementara segmen
retail yang akan menjadi ujung tombak pertumbuhan Perseroan mencatatkan
pertumbuhan 18,5% menjadi Rp 1,82 triliun.
Walaupun hanya mencatatkan peringkat kedua
pertumbuhan pendapatan, di bawah PT Ace Hardware Indonesia, Tbk (ACES), namun Catur
Sentosa mencatat peringkat pertumbuhan pertumbuhan laba bersih. Sebagian faktor
penunjang pertumbuhan dikontribusikan dari penjualan aset berupa tanah dan
bangunan gudang yang sudah tak terpakai, yang pada gilirannya meningkatkan
produktivitas aset. Laba Perseroan tercatat Rp 104,62 miliar atau naik 47,04%
dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu pertumbuhan Ace Hardware, retail
bangunan yang berkapitalisasi terbesar ini, mencapai 16,58% menjadi Rp 4,54
triliun. Seluruh produk yang dijual Ace Hardware turut mendukung pertumbuhan
tersebut, dengan kontributor penjualan terbesar pada produk perbaikan rumah.
Laba bersih yang dicatatkan oleh Ace Hardware
adalah Rp 554,77 miliar atau mencerminkan marjin laba bersih 12,2%, juga
tertinggi di industrinya. Pilihan bisnis perseroan untuk bergerak di sektor
retail membuat Ace Hardware memang akan mendapatkan marjin yang lebih tinggi
daripada industrinya yang masih memiliki kombinasi yang cukup besar dengan segmen
distribusi.
Sementara itu PT Kokoh Inti Arebama, Tbk (KOIN)
mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8,35% menjadi Rp 1,20 triliun dan laba
bersih yang turun 27,81% menjadi Rp 26,48 miliar. Perseroan dengan kapitalisasi
pasar terkecil di antara bertiga ini tidak memiliki utang jangka panjang sama
sekali dan mampu menghasilkan imbal hasil atas ekuitas yang tinggi, yaitu 23,2%.
Di antara ketiganya, saham Catur Sentosa adalah
yang paling undervalued melihat kepada rasio PER dan PBV, serta memiliki
struktur permodalan yang paling banyak menggunakan utang.