Pada sembilan bulan 2014 perusahaan pemilik brand Mitra10 dan
Atria tersebut membukukan pendapatan Rp 5 triliun atau tumbuh 10% dari
sebelumnya Rp 4,5 triliun. Pertumbuhan tersebut dikontribusikan dari
sektor retail yang tumbuh 20% atau Rp 1,34 triliun dibandingkan periode yang
sama tahun 2013 Rp 1,11 triliun.
Kuatnya penjualan di sektor retail akan mendorong pertumbuhan Catur Sentosa ke depan. Sementara distribusi tetap menjadi penggerak utama pendapatan
Catur Sentosa dengan kontribusi 72% dari total pendapatan. Sektor ini tumbuh 7%
menjadi Rp 3,7 triliun dari sebelumnya Rp 3,49 triliun.
Kenaikan pendapatan terutama terjadi di Sumatera, Jawa dan
Bali. Jawa dan Bali masih menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan,
yaitu 86% dari total pendapatan, dan tumbuh 11,1% menjadi Rp 4,28 triliun dari
sebelumnya Rp 3,85 triliun. Sementara itu Sumatera yang berkontribusi 8% kepada
total pendapatan, naik 12,9% menjadi Rp 404,8 miliar dari sebelumnya Rp 358,45
miliar.
Produk yang naik paling kuat penjualannya adalah peralatan
rumah tangga yang mencapai 26,2% atau Rp 759,49 miliar dari sebelumnya Rp
601,90 miliar. Peralatan rumah tanggal meningkatkan kontribusinya menjadi 15%
dari sebelumnya 13%. Keramik dan cat sebagai kontributor utama pendapatan, 37%
dan 22%, tumbuh 8% dan 5%, menjadi Rp 1,88 triliun dari Rp 1,12 triliun.
Laba bersih naik 75,6% menjadi Rp 70,29 miliar dari
sebelumnya Rp 40,02 miliar, menyebabkan marjin laba bersih naik jadi 1,4% dari
sebelumnya 0,9%, dan ROE disetahunkan menjadi 29,5%. Kenaikan ini ditunjang
oleh kenaikan laba kotor 17% menjadi Rp 702,15 miliar dan marjin laba kotor
naik jadi 14% dari sebelumnya 13,2%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
menjual dengan harga yang lebih baik meningkat.
Kenaikan marjin laba kotor ditunjang oleh makin tingginya
kontribusi retail terhadap total pendapatan serta membaiknya marjin laba kotor
segmen distribusi. Marjin laba kotor distribusi naik jadi 11,04% dari
sebelumnya 10,51%. Sementara marjin laba kotor retail juga membaik menjadi
21,93% dari sebelumnya 21,10%, segmen berlaba tebal ini tumbuh jauh lebih cepat
daripada distribusi.
EBITDA naik 30,2% menjadi Rp 205,28 miliar dari sebelumnya Rp
157,66 miliar. EBITDA adalah laba sebelum pajak, bunga, dan depresiasi. Marjin
EBITDA meningkat jadi 4,1% dari 3,5%. Rasio EBITDA pada beban keuangan, yang
mengindikasikan kekuatan perusahaan untuk membayar beban bunganya, stabil dan
aman di 2,70 kali.
Total Aset perusahaan tercatat Rp 3,05 triliun, yang didanai
oleh ekuitas Rp 714,37 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 188,39 miliar
serta liabilitas jangka pendek Rp 2,06 triliun. Rasio utang panjang atas ekuitas
hanya 0,26 kali atau sangat kecil, sementara rasio utang atas asset mencapai
0,74 kali karena besarnya liabilitas jangka pendek. .
Harga saham Catur Sentosa tanggal 4 November Rp 640
per saham, mencerminkan kapitalisasi pasar Rp 1,93 triliun, P/E ratio 20 kali
dan PBV ratio 2,32 kali.
Sekilas Catur Sentosa
PT. Catur Sentosa Adiprana Tbk. (Kode
IDX: CSAP) merupakan perusahaan (1) Distribusi independen Bahan Bangunan,
Kimia, & Consumer Goods dan (2) Ritel Moderen Bahan Bangunan &
Home Improvement Mitra10, dan ATRIA Furniture terbesar di Indonesia. Diawali
pada tahun 1966, sebagai toko cat di Jakarta Barat yang kemudian berkembang
menjadi perusahaan Distribusi dan Ritel Moderen terkemuka di Indonesia.
Sampai saat ini Catur Sentosa telah memiliki 48
cabang Distribusi Bahan Bangunan di 39 kota, 4 cabang Distribusi Bahan Kimia,
14 area Distribusi Consumer Goods, 20 outlet Ritel Moderen Mitra10, dan 11 showroom
Atria furniture yang tersebar di seluruh Indonesia, difasilitasi dengan luas
gudang > 180.000 m2, > 600 kendaraan transportasi, >
7.000 karyawan, dan mendistribusikan + 89.000 item produk. Itu semua
berkat kerjasama dan kepercayaan dari > 30 pemasok utama (merek-merek utama)
untuk Distribusi dan lebih dari 400 pemasok untuk outlet Ritel Moderen.