Jakarta, 15 Januari 2015 – Sejak awal tahun 2015, saham PT
Rukun Raharja, Tbk (RAJA) terus naik ke titik tertinggi Rp 1.880/ lembar
sebelum turun sedikit pada hari kemarin. Diduga emiten swasta satu-satunya di
bidang distribusi gas ini akan mendapat manfaat besar dari pergantian
pemerintahan yang memiliki kemauan politik besar dalam infrastruktur energi
serta langkah-langkah ekspansif yang telah dilakukan emiten sebelumnya.
Tahun 2015 perusahaan menganggarkan
belanja modal sampai dengan US$ 40 juta, jauh lebih tinggi daripada tahun 2014
yang hanya US$ 9 juta. Asal pendanaan adalah dari modal sendiri dan utang. Total
utang emiten saat ini adalah 0,53x dari total asetnya, sementara posisi kas
perusahaan pada akhir September masih US$ 20 juta. Diharapkan dengan kombinasi
ekuitas dan utang, rasio utang emiten tidak banyak berubah sehingga tidak
memberatkan kinerja keuangan perusahaan sendiri.
Belanja modal ini akan digunakan
untuk proyek pembangunan pipa gas 20 km berkapasitas 15 mmscfd di Gresik, Jawa
Timur dan pembangunan pipa gas 13 km berkapasitas 5 mmscfd dan fasilitas CNG
(Compressor Natural Gas) di Jambi. Proyek Gresik akan dimulai pada Januari 2015
dan diharapkan selesai September dengan nilai investasi US$ 23 juta. Proyek
Jambi sedang dalam tahap negosiasi dan diharapkan akan mulai konstruksi dalam
2-3 bulan ini dan selesai di semester 2 tahun ini juga.
Sumber: Materi Public Expose Emiten 2014 |
Sementara itu rencana strategis
pengembangan perusahaan di 2015 mencakup juga distribusi 12 mmscfd di area
komersil di Karawang; distribusi 20 mmscfd di Semarang, Jawa Tengah; pembangunan
fasilitas gasifikasi LNG dan distribusi 20 mmscfd ke PLN di Balikpapan,
Kalimantan Timur; dan distribusi 10 mmscfd di area komersil di Bali.
Rukun Raharja dikenal sebagai pemasok
utama gas kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan penguasa
5% pangsa pasar yang tidak dikuasai oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
yang menguasai 80% pangsa pasar.
Namun perusahaan ini sebenarnya
merupakan penyedia energy terintegrasi dari hulu ke hilir, sebagaimana dapat
dilihat di dalam ilustrasi model bisnis di bawah ini. Dua anak perusahaannya bergerak di bidang non
distribusi gas, yaitu PT Suryandra Nusa Bakti yang bergerak di bidang pengisian
LPG dan memiliki kapasitas 400MT per hari dan PT Cahya Guna Niketama yang
mengoperasikan pelabuhan dan jasa logistik di Sulawesi Utara.
Ke depannya, perusahaan ingin fokus kepada area midstream
yang mencakup pengelolaan pipa gas, fasilitas pengolahan, transportasi dan
fasilitas penyimpanan. Beberapa cara yang ditempuh perusahaan adalah mengembangkan
pipa gas yang menghubungkan daerah kaya gas dengan daerah yang membutuhkan, Mendapatkan
alokasi gas langsung dari berbagai BUMD, mengembangkan lini usaha LNG dan
fasilitas pendukungnya serta mengembangkan fasilitas produksi dan pengolahan gas.
Sumber: Laporan Tahunan Emiten 2013 dan Materi Public Expose 2014 |