Jakarta, 26 Februari 2015 – PT Astra Graphia,
Tbk, anak perusahaan Grup Astra yang bergerak di bidang solusi dokumen dan
solusi teknologi informasi dan komunikasi, mencatatkan pertumbuhan laba bersih
sampai dengan 25% dengan hanya didorong pertumbuhan pendapatan 1%. Kenaikan
laba bersih ini didorong juga oleh keuntungan dari divestasi, keuntungan
selisih kurs, dan penurunan biaya pendapatan.
Pendapatan Perseroan pada tahun 2014 tercatat Rp
2,28 triliun dari sebelumnya Rp 2,26 triliun. Pendapatan tersebut berasal dari
dua bidang utama Perseroan yaitu Solusi Dokumen, senilai Rp 1,44 triliun atau
63% dari total pendapatan; dan Solusi Teknologi Informasi dan Komunikasi
senilai Rp 907,04 miliar.
Laba kotor Perseroan tercatat naik 4% menjadi
Rp 681,83 miliar terutama karena penurunan biaya pendapatan di bisnis Solusi
Dokumen sampai dengan 7,58% menjadi hanya Rp 872,03 miliar dari sebelumnya
Rp878,69 miliar. Padahal pendapatan dari Solusi Dokumen naik 2%.
Bersamaan dengan itu, Perseroan juga menjual
investasi pada entitas joint venturenya. PT Agit Monitise Indonesia (PT AMI) adalah
entitas yang didirikan bersama-sama oleh Perseroan dan Monitise Asia Pacific
Limited, Hong Kong pada tahun 2011, di mana saham Perseroan adalah 51%. PT AMI bergerak di bidang penyediaan platform
yang mampu memberi dukungan software dan solusi terhadap layanan mobile
banking, mobile payment dan mobile commerce bagi bank, lembaga keuangan, serta
mobile operators, dan mobil wallets bagi masyarakat yang tidak memiliki
rekening bank. Sampai dengan Juni 2014, PT AMI mencatatkan pendapatan Rp 246
juta dan jumlah asset Rp 59,23 miliar.
Pada Juni 2014, Perseroan menjual saham PT AMI
kepada partnernya, Monitise Plc, senilai US$ 12,02 juta atau sekitar 150,25
miliar. Tapi karena Perseroan membeli lisensi perangkat lunak yang dimiliki
oleh PT AMI dan ada layanan 3 tahun yang akan diberikan oleh Perseroan kepada
PT Monitise Mobile Indonesia, maka hasil penjualan bersih dari PT AMI adalah Rp
68,78 miliar. Keuntungan penjualan joint venture ini mencapai Rp 43,37 miliar.
Selain itu Perseroan juga mencatatkan
keuntungan selisih kurs Rp 3,60 miliar, dimana tahun lalu pos tersebut negative
Rp 11,63 miliar.
Kombinasi ketiganya menghasilkan peningkatan
laba bersih 25% menjadi Rp 260,22 miliar atau Rp 192,93/lembar.
ASCEND juga mengamati bahwa ada peningkatan
utang dan beban keuangan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Utang jangka panjang
naik menjadi Rp 59,47 miliar dari sebelumnya Rp 47,96 miliar karena sewa
pembiayaan. Tanggal 25 Maret Perseroan kembali melakukan perjanjian pembiayaan
3 tahun dengan PT Hewlett-Packard Finance Indonesia untuk pembelian mesin
server sebesar Rp 30 miliar.
Akibatnya beban keuangan naik dua kali lipat
menjadi Rp 5,54 miliar dari sebelumnya Rp 1,40. Rasio EBITDA terhadap beban keuangan
turun jadi 84,17 kali dari sebelumnya 276,17 kali. Posisi keuangan paska
kenaikan utang ini masih sangat kuat.
Dengan rasio harga terhadap laba (P/E) sebesar
10,13 kali dan harga terhadap nilai buku (PBV) sebesar 2,92 kali, maka pasar
masih terlihat apresiatif terhadap saham Astra Graphia yang berkapitalisasi Rp
2,64 triliun ini. Terbitnya laporan keuangan segera mendorong harga saham
perusahaan berkode ASGR ini 6,48% ke Rp 1.970, bahkan sempat menyentuh Rp 2.050
(10,81%).