Jakarta, 2 Oktober 2014- PT Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA) mengumumkan akan melaksanakan penambahan modal
tanpa HMETD senilai Rp 658,35 miliar. Rencananya penambahan modal ini akan
digunakan untuk penambahan mesin baru dan memperluas pabrik Taro di Jawa
Tengah.
Emiten ingin memperluas kapasitas
pabrik Taro seiring dengan rencananya memasukkan snack berbrand kuat ini ke
Malaysia dan Cina. Dengan penambahan kapasitas, manajemen memperkirakan
penjualan Taro akan berlipat ganda menjadi Rp 816 miliar dibandingkan
sebelumnya sekitar Rp 360 miliar.
Selain itu perusahaan juga terus
memperbesar lini usaha perkebunan melalui partisipasi publik dengan melepas 20 –
30% saham ke publik. PT Golden Plantations bergerak di bidang industri
perkebunan kelapa sawit dengan aset per Juni 2014 sebesar Rp 1,18 triliun dan
dimiliki sepenuhnya oleh Tiga Pilar sejak dibeli pada Maret 2014 dari pihak
berelasi. Segera setelah akuisisi
tersebut, Golden Plantations melakukan penjualan atas beberapa anak perusahaan untuk
konsolidasi internal.
Saham baru yang akan dikeluarkan
adalah 292,6 juta atau 10% dari jumlah saham beredar dengan harga Rp 2.250. Pembeli
baru adalah Trophy 2014 Investors Ltd., sebuah private equity yang tidak
diketahui manajemennya dan diperkirakan terafiliasi dengan private equity
ternama, Kohlberg Kravis Roberts (KKR). Sebelumnya Trophy telah termasuk di dalam
jajaran pemegang saham AISA sebanyak 6,20%. Dengan peningkatan saham ini, maka Trophy
akan memiliki lebih dari 15% dari saham emiten.
Saat ini publik memiliki 44,29%
saham perusahaan, sementara pemegang saham mayoritas adalah tersebar di
beberapa pemilik yaitu PT Tiga Pilar Corpora (14,38%), PT Permata Handrawati
Sakti (10,12%), JP Morgan Chase Bank Non Treaty Clients (9,08%), Primanex
Limited (8,14%), Primanex Pte Ltd (7,79%) dan Trophy Investors II Ltd (6,20%).
Sepanjang semester I tahun 2014 ini,
emiten telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan.
Pendapatan naik 37% menjadi Rp 2,45 triliun sementara laba bersih naik 29%
menjadi Rp 172,96 miliar.
Beberapa produk yang menjadi andalan
emiten adalah beras yang menyumbang 65% dari pendapatan, diikuti oleh mie
kering dan mie instan yang berkontribusi
15%, serta wafer stick dan snack ekstrusi menyumbang 10% dari pendapatan.
ASCEND merekomendasikan investor
terus mencermati emiten ini karena memiliki potensi untuk bertumbuh. Akan tetapi
saat ini harganya masih cukup mahal bila melihat kepada kapasitas kininya.
Rasio harga terhadap laba (PER) mencapai 19,24 kali sementara rasio harga
terhadap nilai buku ekuitas (PBV) sudah mencapai 3,08 kali. Bandingkan ini dengan PER pasar di sekitar 16
kali dan PBV pasar di sekitar 1,5 kali.