Jakarta, 9 Desember 2013 - PT Saranacentral Bajatama, Tbk (BAJA) terus mengalami kenaikan harga saham sejak akhir Agustus dari Rp 390 menjadi Rp 1.030 per penutupan Jumat lalu, dan tetap naik pada hari ini ke Rp 1.040. Padahal kenaikan ini tidak ditopang oleh likuiditas perdagangan yang cukup dan fundamental perusahaan yang baik.
Volume perdagangan saham BAJA ketika turun sangat tinggi yaitu sekitar 40.000 lot, sementara ketika naik hanya sekitar 10.000 lot. Hal ini mengindikasikan adanya ketidakpercayaan pasar terhadap kenaikan harga tersebut.
Ketidakpercayaan ini didukung oleh fundamental perusahaan yang memang tidak cantik. Saranacentral mencatatkan rugi bersih pada triwulan III-2013 ini sebesar Rp 53,28 miliar, sementara pendapatannya naik tipis 0,94%. Tekanan terhadap kinerja profitabilitas ini disebabkan karena selisih kurs negatif yang sangat tinggi yaitu Rp 86,97 miliar. Memang banyak bahan baku perusahaan harus dibeli dalam mata uang Dollar AS.
Kurang baiknya fundamental ini ditambah lagi dengan berita bahwa dividen kas dari laba bersih tahun 2012 baru dapat dibayarkan pada tahun 2014. Ini mensinyalkan adanya kesulitan keuangan yang diderita oleh Saranacentral. Memang posisi kas perusahaan di akhir September 2013 hanya tercatat Rp 6,24 miliar, sangat kecil dibandingkan utang jangka pendeknya yang senilai Rp 568,87 miliar.
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur baja berlapis zinc ini memang sebenarnya memiliki pasar yang menarik. Kuatnya pertumbuhan industri pertumbuhan properti di tahun 2012-2013 seharusnya dapat menjadi katalis perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya. Tapi hal ini tidak tercermin dari pertumbuhan pendapatannya.
AFN melihat bahwa kenaikan saham BAJA ini sangat superfisial dan didorong oleh beberapa broker tertentu yaitu Sucorinvest Central Gani, Valbury Asia Securities dan Paramitra Alfa Sekuritas. Ketiga broker ini adalah broker yang paling banyak melakukan pembelian dan penjualan, namun tidak dalam jangka panjang.