Jakarta, 11 Oktober 2013 – PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) dikabarkan
akan melakukan IPO tahun 2014. Menteri BUMN Dahlan Iskan sedang mengajukan
rencana ini kepada Komite Privatisasi yang berada di bawah koordinator Menko
Perekonomian. AFN melihat bahwa kedua BUMN ini memang layak untuk
diprivatisasi.
PTPN III dan IV dibandingkan dengan PTPN lainnya |
Awalnya, kedua BUMN Perkebunan ini
akan menunggu pembentukan holding. Namun karena pembahasannya masih terus
tertunda-tunda, maka pemerintah memilih akan langsung melepas saham ke IPO.
Per Juli 2013, PTPN III mencatatkan
laba sebelum pajak sekitar Rp 240 miliar sementara PTPN IV menargetkan
pendapatan sekitar Rp 6,27 triliun. Kontribusi kedua BUMN ini berasal dari
kelapa sawit.
Sementara di tahun 2012 sendiri,
kedua BUMN perkebunan ini memang lebih baik kinerjanya dibandingkan lainnya.
Dengan aset terbesar yang lebih dari 30%nya dibiayai oleh ekuitas, PTPN III dan
IV mencetak imbal hasil atas ekuitas (ROE) sebesar 24,97% dan 23,64%. Kinerja
ROE memang lebih rendah daripada PT Rajawali Nusantara Indonesia, PTPN X dan PTPN
VIII, namun hal ini dikompensasi dengan pendapatan dan laba yang lebih besar
sehingga akan lebih menarik di pasar.
Bila dibandingkan dengan emiten
perkebunan yang sudah ada di pasar sekarang ini maka jelas bahwa kinerja PTPN III
dan PTPN IV sudah dapat disetarakan. Hanya saja tingkat leverage PTPN masih di
atas peersnya.
PTPN III dan IV dibandingkan dengan perusahaan perkebunan di BEI |
AFN merekomendasikan IPO ini namun
dengan catatan, apabila IPO hanya untuk membayar utang, maka IPO ini menjadi
tidak efektif karena tidak memberikan pertumbuhan nilai lebih bagi investor di
pasar.
Tetapi bila IPO adalah untuk
menggarap lahan, maka jangan terkejut dan kuatir apabila pada 5 tahun pertama
di pasar, kinerja kedua PTPN ini akan lebih kecil dibandingkan peersnya yang
kini setara. Pasalnya, dari sejak kelapa ditanam sampai berproduksi dan
menghasilkan membutuhkan waktu 5 tahun.