Setelah melepas sebagian sahamnya di MASA, Pieter saat ini hanya memiliki 237.500.000 lembar saham dari sebelumnya mengantongi saham MASA sebanyak 275.000.000 lembar atau 2,99% dari total saham MASA yang beredar di publik.
Perubahan Struktur Pemegang Saham MASA |
AFN melihat bahwa langkah ini memberikan signal yang kurang baik bagi investor minoritas MASA karena:
1. Pieter Tanuri merupakan tokoh yang dianggap memiliki kompetensi untuk mengembangkan perusahaan, terutama dengan ide-ide dramatisnya untuk marketing. Konon, Pieter sebenarnya hanya mengembalikan saham kepada pemilik sebenarnya, Salim Group, setelah berhasil memperkuat perusahaan dan kini Pieter ditugaskan di proyek baru, yaitu Dyviacom Intrabumi, Tbk (DNET)
2. Kinerja operasional perusahaan memang sedang tersendat karena harga karet dunia yang sempat tinggi serta ekspor yang tertahan karena krisis ekonomi Eropa. Hasilnya, laba bersih yang kecil dan pertumbuhan melambat membuat arus kas dari aktivitas operasional sangat kecil.
3. Volatilitas Rupiah menyulitkan MASA untuk melakukan lindung nilai yang natural, sehingga sempat terjadi selisih kurs yang merugikan perusahaan.
Akan tetapi sebenarnya MASA masih memiliki potensi besar:
1. Perusahaan sudah mengeksplorasi pasar domestik dan sampai sekarang produk-produknya sudah mulai dikenal pasar umum dan bahkan beberapa telah menguasai ceruk pasar.
2. Tingkat leverage yang baik membuat MASA tidak terbeban dengan kewajiban keuangan yang besar.
3. Ekonomi dunia yang mulai stabil membuat permintaan belanja modal serta kendaraan menguat lagi, menimbulkan permintaan-permintaan baru terhadap produk-produk MASA.
Sebelumnya Pefindo telah memperkirakan di dalam risetnya bahwa pendapatan MASA tahun ini dapat mencapai Rp 3,44T, meningkat 11% dari Rp 3,01 T di tahun 2012. Sementara, laba bersih MASA diperkirakan akan sebesar Rp77 miliar pada akhir tahun ini, jauh dibandingkan Rp 2,75 miliar pada tahun 2012.
Di kuartal I saja, MASA telah mencatatkan Rp 842,15 miliar pendapatan dan Rp 20,32 miliar. Kinerja ini ditopang oleh kinerja penjualan sebanyak 1,9 juta unit ban PCR (Passenger Car Radial) dan 1,1 juta unit ban MC (Motorcycle)