Jakarta, 21 Maret 2014 – PT First
Media, Tbk (KBLV) masih mencatatkan rugi pada tahun 2013 sebesar Rp 103,38
miliar dari sebelumnya rugi Rp 105,16 miliar. Padahal pendapatan perusahaan
naik signifikan, 33%, menjadi Rp 1,75 triliun. Kerugian ini terutama disebabkan
oleh besarnya beban pajak serta peningkatan signifikan biaya bunga.
Tahun 2013, perusahaan mencatatkan
kenaikan pendapatan 33% menjadi Rp 1,75 triliun dari sebelumnya Rp 1,32 triliun.
Pertumbuhan pendapatan terjadi di semua segmen bisnis perusahaan, baik dari
jasa langganan TV kabel yang naik 35% menjadi Rp 552,52 miliar, jasa langganan
internet yang naik 32% menjadi Rp 813,70 miliar, layanan komunikasi data yang
naik 30% menjadi Rp 185,84 miliar, maupun lain-lain yang naik 32% menjadi Rp
202,04 miliar.
Laba kotor pun naik menjadi Rp 1,28
triliun mendorong marjin laba kotor naik jadi 73% dari sebelumnya 71%. Bahkan
laba sebelum pajak dan bunga pun naik sampai 616% menjadi Rp 177,46 miliar.
Namun, beban bunga naik sangat
signifikan sampai Rp 99,74 miliar dari sebelumnya Rp 24,80 miliar. Hal ini disebabkan
oleh kenaikan utang jangka pendek termasuk utang bank jangka pendek sampai 94%
menjadi Rp 1,61 triliun dari sebelumnya hanya Rp 828,54 miliar. Kisaran beban
utang perusahaan adalah 11-13%.
Selain itu yang juga membebani laba
adalah beban pajak yang tercatat Rp 57,78 miliar dari sebelumnya hanya Rp 7,74
miliar. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan oleh manfaat pajak tangguhan
yang pada tahun 2013 berkurang cukup besar menjadi Rp 67,84 miliar dari Rp
115,46 miliar. Sementara beban pajak kininya relatif stabil di Rp 121,82
miliar, angka yang cukup besar.
Manfaat pajak tangguhan adalah pajak
yang pengakuannya ditunda akibat adanya perbedaan sistem akuntansi di laporan
keuangan dan yang disyaratkan oleh sistem akuntansi perpajakan. Karena ada
perbedaan waktu pengakuan, maka terkadang perusahaan dapat membayar lebih dulu
pajaknya dan mengklaimnya belakangan sebagai pengurangan dari beban pajak kini.