Jakarta, 21 Maret 2014 – PT Dharma
Satya Nusantara, Tbk (DSNG), perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kayu
olahan, yang masuk bursa pada Juni 2013
yang lalu melaporkan kinerja pendapatan naik 13% tapi laba bersih turun 5%.
Pendapatan perusahaan naik 13%
menjadi Rp 3,84 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 3,41 triliun.
Pendapatan ini didorong oleh kenaikan produksi minyak sawit mentah (CPO) sebesar
30,7% menjadi 335.730 ton dan kenaikan penjualan sebesar 33,2% menjadi 336.240
ton.
Kenaikan penjualan terutama
diperoleh dari penjualan ke pasar lokal yang meningkat 18% mencapai Rp 2,58
triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 2,19 triliun. Kontribusi penjualan ke
pasar lokal juga jadi meningkat dari 64% menjadi 67%. Sementara itu penjualan
ke pasar ekspor juga meningkat walaupun lebih tipis, yaitu 3% menjadi Rp 1,26
triliun. Sebagian besar penjualan adalah kepada PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology, Tbk (SMAR) dan PT Wilmar Nabati Indonesia.
Sepanjang 2013, produksi tandan buah
segar (TBS) perusahaan meningkat 21,7% menjadi 1,24 juta ton dibandingkan tahun
2012. Seluruh TBS diproses menjadi minyak sawit dengan Oil Extraction Rate
(OER) tetap di atas 24%, sementara Free Fatty Acid (FFA) turun jadi 2,67%.
Walaupun kinerja penjualan baik, namun laba bersih tercatat turun 5% jadi Rp 203,17 miliar. Hal ini dikarenakan kenaikan yang cukup signifikan pada utang dan konsekuensinya beban bunga naik 131% menjadi Rp 362.73 miliar.
Per Desember 2013, perusahaan
memiliki lahan tertanam seluas 70.527 hektar, dimana 74,97% adalah lahan
menghasilkan. Rata-rata usia tanam kebun inti mencapai 7,4 tahun. Produktivitas kebun naik jadi 24,6 ton per
hektar dibandingkan tahun 2012 yang hanya 22,9 ton per hektar.
Di samping CPO, perusahaan juga memproduksi kayu olahan. Total produksi
panel kayu, pintu kayu
(engineered
doors) dan lantai kayu (engineered
flooring) masing-masing – mengalami penurunan
sebesar 26,9%, 42,9%, dan 8%.
Tapi strategi perusahaan yang
menjual produk-produk kayu bernilai tambah tinggi telah cukup berhasil.
Kesuksesan ini diindikasikan dari rata-rata harga jual produk kayu yang meningkat signifikan: Harga rata-rata
penjualan panel kayu, pintu kayu dan lantai kayu perseroan masing-masing
melonjak 28,4%, 55%, dan 15,1%.
Pada Juni 2013 lalu, perusahaan baru
saja masuk bursa dengan menawarkan 275 juta lembar atau 12,97% dari modal ditempatkan,
masing-masing seharga Rp 1.850. Total dana bersih yang didapatkan perusahaan
pada saat itu adalah Rp 468,37 miliar yang rencananya akan digunakan untuk
peningkatan modal anak perusahaan, pembangunan pabrik, relokasi pabrik kayu, dan
pembayaran pinjaman, serta peningkatan modal kerja perusahaan. Sampai dengan
Desember 2013, perusahaan telah merealisasikan 93,5% dari dana tersebut.
Kini saham perusahaan dihargai Rp
2.960 oleh pasar, atau naik 60% dibandingkan harga IPO-nya dan mencerminkan
rasio P/E yang cukup tinggi yaitu 30,88 dan PBV 3,83x. Padahal raksasa
perkebunan sawit di Indonesia, PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) hanya dihargai
dengan rasio P/E 21,9x dan PBV 4x; sedangkan PT London Sumatra Plantation, Tbk
(LSIP) mencatat rasio P/E 17,1x dan PBV 2x.
AFN melihat bahwa walaupun Dharma
Satya memiliki prospek yang baik, dengan proses informasi kepada investor yang
baik, namun investor yang akan membeli dengan harga saat ini perlu hati-hati
dengan kemungkinan koreksi.
No comments:
Post a Comment