Jakarta, 4 Maret 2014 – PT Krakatau
Steel (Persero), Tbk (KRAS), penghasil baja yang sebagian besar penjualannya adalah ke
pasar Indonesia, mencatatkan rugi bersih US$ 13,6 juta. Nilai kerugian ini
lebih kecil dibandingkan tahun lalu, walaupun tertekan oleh turunnya pendapatan
dan kerugian entitas asosiasi yang lebih besar.
Pendapatan perusahaan turun 9%
menjadi US$ 2,08 miliar dari sebelumnya US$ 2,29 miliar. Penurunan sebagian
besar dikarenakan turunnya penjualan baja ke pasar lokal yang memang merupakan
kontributor utama pendapatan perusahaan. Penjualan lokal tercatat US$ 1,72
miliar, turun dari US$ 1,85 miliar di 2012. Sementara penjualan ekspor naik 26,5%
menjadi US$ 34,82 juta.
Harga penjualan hot rolled coil
(HRC) turun hampir 15% ke US$666 per
ton. Untuk memitigasi ini, perusahaan mendorong penjualannya menjadi 2,37 juta
ton atau naik 3% dibandingkan 2,31 juta ton di 2012.
Penurunan pendapatan yang 9% ini
sayangnya diiringi oleh penurunan beban pokok yang hanya 8,1%, sehingga laba
kotor tertekan sampai 22% menjadi US$ 95,62 juta.
Penurunan pendapatan ditambah dengan
kerugian entitas asosiasi sebesar US$ 12,29 juta, lebih tinggi dari tahun 2012
sebesar US$ 5,43 juta, makin menekan laba rugi perusahaan. Entitas asosiasi
yang berkontribusi paling besar atas kerugian ini adalah PT Krakatau Posco yang
memang belum beroperasi. Baru pada 22 Januari 2014, PT Krakatau Posco mengirim pelat
baja perdana ke konsumen pertama, yaitu PT Sapta Sumber Lancar dan PT
Intisumber Bajasakti sebesar 50 ton.
Total aset Krakatau turun 7% menjadi
US$ 2,38 miliar dengan aset lancar sebesar US$ 1,10 miliar. Posisi kasnya di
US$ 190,23 juta, dengan piutang US$ 276,17 juta. Utang jangka pendek cukup
tinggi di US$ 1,14 miliar sehingga rasio lancarnya di bawah 1.
AFN melihat posisi neraca Krakatau
Steel perlu diwaspadai, terutama di dalam kondisi ketat likuiditas. Rasio
lancar di bawah 1, dengan rasio laba bersih sebelum pajak dan bunga dibagi
beban keuangannya juga di bawah 1. Ini menunjukkan bahwa Krakatau Steel perlu
waktu dalam pembayaran kewajibannya.
Positifnya, perusahaan pada tahun
2013 telah menurunkan rata-rata hari piutang, utang usaha, dan persediaan. Ini
mengurangi tekanan pada perputaran aset dan arus kas perusahaan.