Jakarta, 3 Maret 2014 - Laba bersih
per saham PT United Tractors, Tbk (UNTR) turun 16,33% menjadi Rp 1.296/ saham pada tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2012 lalu sebesar Rp 1.549/ saham. Penurunan laba bersih per saham
ini terjadi karena penurunan pendapatan, namun penurunan biaya tidak secepat penurunan
pendapatan sehingga hasilnya pun menekan laba bersih.
Perusahaan membukukan laba bersih sepanjang
tahun 2013 senilai Rp 4,83 triliun atau turun 16,37% jika dibandingkan dengan
tahun 2012 lalu sebesar Rp 5,78 triliun. Laba bersih tertekan dari penurunan
pendapatan yang tercatat 8,83% menjadi Rp 51,01 juta selama tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2012 lalu sebesar Rp 55,95 triliun.
Penurunan pendapatan terbesar terjadi
pada penjualan alat berat, sementara pendapatan dari jasa masih terjaga
pertumbuhannya. Penjualan alat berat turun hingga 32,53% selama tahun 2013
menjadi Rp 17,83 triliun dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 26,43
triliun. Penurunan ini terjadi baik pada penjualan alat berat untuk mesin
konstruksi dan alat berat untuk pertambangan batubara.
Sebaliknya, pendapatan dari sektor
jasa selama tahun 2013 mengalami pertumbuhan hingga 12,39% menjadi Rp 33,18
triliun, naik jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar Rp 29,52 triliun.
Sayangnya ketika penurunan
pendapatan terjadi cukup signifikan, biaya tidak turun dengan kecepatan yang
sama. Penurunan beban langsung selama tahun 2013 hanya 8,67% atau lebih rendah
dari penurunan penjualan sehingga mengakibatkan laba kotor juga turun hingga
9,54%. Tercatat beban langsung turun hanya sebesar Rp 41,50 triliun selama
tahun 2013 lalu dibandingkan dengan tahun 2012 lalu sebesar Rp 45,43 triliun.
Sementara itu, beban usaha juga
mengalami penurunan yang lebih rendah dan hanya sebesar 6,06% menjadi Rp 2,78
triliun dibandingkan dengan tahun 2012 lalu yang sebesar Rp 2,95 triliun
sehingga laba usaha pun tertekan lebih signifikan. Hal ini mengakibatkan laba
usaha United Tractors mengalami penurunan hingga 10,91% selama tahun 2013
menjadi Rp 6,74 triliun atau lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2012
lalu sebesar Rp 7,57 triliun.
Meskipun laba tertekan, neraca
United Tractors masih solid, ditunjukkan pertumbuhan aset hingga 14,04% menjadi
Rp 57,36 triliun dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar Rp 50,30 triliun. Pertumbuhan
aset ini didorong oleh pertumbuhan aset lancar yang mencapai 26,15% atau
sebesar Rp 27,81 triliun selama tahun 2013, terutama pada posisi kas yang naik 98,63%
menjadi Rp 7,94 triliun.
Pembiayaan aset perusahaan masih
didominasi dari sisi ekuitas yang senilai Rp 33,22 triliun atau lebih besar
dari liabilitas yang senilai Rp 21,71 triliun yang menunjukkan kekuatan modal
yang masih tinggi. Dengan leverage yang masih rendah ini, potensi untuk
meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan hutang masih terbuka, namun perlu memperhatikan likuiditas perbankan dan kondisi industri pertambangan.
Arus kas yang dihasilkan dari
aktivitas operasi tumbuh signifikan di tengah melambatnya industri. Tercatat
arus kas dari aktivitas operasi naik hingga 93,77% menjadi Rp 12,22 triliun
dibandingkan dengan tahun 2012 lalu yang sebesar Rp 6,31 triliun. AFN menduga pelemahan
nilai tukar terhadap Rupiah bisa menjadi pendorong kenaikan arus kas ini karena
penerimaan dengan Dollar sementara pembayaran kepada pemasok memakai Rupiah.
Komentor Pertamax (Biar Bapak Semangat Menulis) . Info Tutorial Saham yang Bagus Pak , Ada Sayembara Berhadiah Gratis Space Iklan Sebulan , Kalau Menang , Bapak Bisa Pasang Space Iklan Gratis di Site Saya , barang kali Ada pengunjung saya yang Relevan dengan Sites Bapak.
ReplyDelete