Jakarta, 22 September 2014 – PT Adhi
Karya (Persero), Tbk (ADHI) di dalam jawaban atas permintaan penjelasan Bursa
Efek Indonesia, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih yang dicatatkannya pada
semester ini disebabkan oleh penurunan pendapatan serta meningkatnya beban
pegawai. Sementara arus kas operasional tercatat negatif dikarenakan tahun lalu
banyak mendapatkan uang muka.
Adhi Karya mencatatkan penurunan
pendapatan 4,1% menjadi Rp 3,19 triliun, diiringi dengan penurunan laba bersih
12,5% menjadi Rp 55,91 miliar. Pendapatan bersih ventura bersama konstruksi
(JO), yaitu pendapatan dari proyek-proyek yang dilaksanakan bersama dengan
perusahaan lain, turun drastis menjadi hanya Rp 2,97 triliun dari sebelumnya Rp
46,37 triliun. Perusahaan menjelaskan penurunan tersebut dikarenakan telah
selesainya banyak proyek-proyek JO terutama proyek Bandara Ngurah Rai Bali dan
Bandara Sepinggan.
Perusahaan juga menyatakan adanya
kenaikan beban usaha terkait beban pegawai akibat adanya penyesuaian pendapatan
pegawai sebesar sekitar 36% untuk menyesuaikan pasar, merupakan salah satu
faktor penurunan laba bersih. Beban usaha meningkat 24% menjadi Rp 144,32 miliar.
Di dalam beban usaha tersebut, kenaikan terbesar adalah pada beban pegawai
sebesar 30% menjadi Rp 77,5 miliar.
Sementara arus kas operasional
perusahaan negatif sebesar Rp 1,14 triliun, lebih besar daripada tahun 2013
sebesar Rp 811,72 miliar. Hal ini dikarenakan penurunan penerimaan kas dari
pelanggan sebesar 8,18% menjadi Rp 3,71 triliun, sementara pembayaran kepada
pemasok relatif sama yaitu Rp 4,64 triliun.
Perusahaan menjelaskan hal ini
dikarenakan tahun lalu banyak mendapatkan uang muka, sementara tahun ini turun.
Perbandingan antara uang muka diterima dari pelanggan pada tanggal 30 Juni 2014
dan 2013 adalah Rp 649,68 miliar di 2014 dan Rp 828,08 miliar.
Strategi ke depannya, Adhi Karya
akan mempercepat tagihan kepada pemberi tugas, mengupayakan penagihan terhadap
piutang-piutang bermasalah, serta melakukan seleksi proyek-proyek baru dengan
lebih baik terutama terkait uang muka.
Adhi Karya adalah satu-satunya BUMN
infrastruktur yang mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih. Saat ini,
Adhi Karya adalah BUMN infrastruktur dengan nilai buku ekuitas dan kapitalisasi
pasar terendah.
Hingga akhir Juni, perusahaan
mengklaim telah berhasil memperoleh kontrak baru sebesar Rp3,5 triliun yang
masih banyak didominasi oleh proyek-proyek gedung sebesar, jalan dan jembatan.
Beberapa proyek tersebut adalah RSUD Kota Banjarbaru, proyek perkuatan Dermaga
Tanjung Priok, proyek Jetty dan Coal Handling milik PT Pusri (Persero)
Palembang.