Jakarta, 3 April 2014 – Perusahaan-perusahaan
terbuka yang berada di dalam PT MNC Investama, Tbk (BHIT) membukukan
pertumbuhan pendapatan. Akan tetapi banyak yang mengalami kerugian yang cukup dalam, seperti PT MNC Sky
Vision, Tbk (MSKY).
MNC Investama sendiri membukukan
pertumbuhan pendapatan 17,82% menjadi Rp 11,53 triliun. Tapi perseroan
membukukan rugi bersih Rp 343,70 miliar. Selain karena beban bunga yang cukup
tinggi yaitu Rp 311,41 miliar, perseroan juga terpukul oleh kerugian kurs mata
uang asing sampai dengan Rp 1,55 triliun.
Anak usaha MNC Investama yang
bergerak di bidang media, PT Global Mediacom, Tbk (BMTR) telah mencatatkan
pertumbuhan pendapatan 12,26% menjadi Rp 10,02 triliun. Global Mediacom memang
adalah penyumbang terbesar holdingnya. Namun Global Mediacom masih mencatatkan
laba Rp 620,40 miliar.
Kedua anak usaha Global Mediacom
yang sahamnya dimiliki publik, yaitu PT Media Nusantara Citra, Tbk (MNCN) dan
PT MNC Sky Vision, Tbk (MSKY) sama-sama mencatatkan pertumbuhan pendapatan.
MNCN tumbuh 4,1% sementara MSKY tumbuh tertinggi, yaitu 26,17%.
Sayangnya, MSKY malah mencatatkan
kerugian yang sangat besar, yaitu Rp 68,94 miliar. Sebabnya adalah kenaikan
beban pokok pendapatan sampai 39% atau lebih besar daripada pertumbuhan
pendapatan, kerugian atas pelunasan obligasi yang dijamin sebesar Rp 154,7
miliar, serta kerugian kursa mata uang asing yang mencapai Rp 635,99 miliar.
Anak usaha MNC Investama yang
bergerak di manajemen aset, yaitu PT MNC Kapital Indonesia, Tbk (BCAP)
mencatatkan pertumbuhan moderat, 8,59%. BCAP masih mencatatkan laba bersih,
tetapi bila dibandingkan dengan kinerja tahun 2012, maka laba itu turun sampai
96,36% ke Rp 4,13 miliar.
Sementara itu perusahaan publik
milik MNC Investama yang bergerak di bidang transport, yaitu PT Indonesia Air
Transport, Tbk (IATA) mencatatkan penurunan pendapatan 2% menjadi US$ 28,25 juta
atau sekitar Rp 310,78 miliar. Rugi bersih dicatatkan sebesar US$ 2,38 juta,
lebih kecil daripada tahun 2012 sebesar US$ 3,03 juta.
Media Nusantara Citra pada tahun
2013 adalah kontributor terbesar pendapatan, sekaligus anak usaha berkinerja
terbaik di dalam Grup MNC yang dikuasai Hari Tanoesoedibjo ini.