Jakarta, 1 November 2013 – PT Inovisi
Infracom, Tbk (INVS) meningkatkan pendapatan usahanya dengan cukup signifikan,
47,2%, ditopang oleh naiknya pendapatan
jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak terutama VAS Messaging.
Kenaikan pendapatan menjadi Rp 1,2
triliun ini, berimbas langsung kepada peningkatan laba bersih sebesar 25,5%
menjadi Rp 230,86 miliar atau Rp 23/ saham. Namun marjin laba bersih berkurang
menjadi 19,17% dibandingkan tahun sebelumnya di level 22,4%.
Yang menarik dicatat adalah Inovisi
bukanlah semata-mata perusahaan software dan infrastruktur telekomunikasi
bergerak (mobile). Inovisi kini sudah memiliki segmen usaha di bidang
konstruksi, batubara, properti, manajemen aset, dan energi listrik. Ini membuat
Inovisi tidak tepat lagi disandingkan dengan perusahaan-perusahaan
telekomunikasi, melainkan harus dilihat di dalam kerangka konglomerasi.
Namun demikian, porsi pendapatan
dari jasa telekomunikasi bergerak ini tidak turun, melainkan bertambah dari
80,3% di tahun 2012 menjadi 87,5% di tahun 2013. Apakah ini berarti bahwa
ekspansi Inovisi ke segmen-segmen lainnya belum membuahkan hasil yang
diharapkan?
Melihat dari hasil bruto
masing-masing segmen, jelas kiranya bahwa segmen telekomunikasi bergerak masih
memberikan kinerja profitabilitas tertinggi, yaitu 24,7% pada marjin laba
kotor. Sementara itu marjin laba kotor dari penjualan batubara memberikan
marjin 11% dan konstruksi 22,3%.
Dari informasi di atas maka AFN melihat beberapa point penting yang perlu dicatat oleh investor Inovisi:
1. Inovisi sedang bergerak ke arah konglomerasi, sehingga model valuasi harus dimodifikasi menjadi model valuasi untuk konglomerasi yang cenderung memberikan kendali yang lebih besar kepada pemegang mayoritas.
2. Inovisi masih belum matang di dalam bisnis-bisnis di luar telekomunikasi, sehingga dapat diperkirakan di beberapa tahun yang akan datang akan terjadi pembelanjaan modal yang cukup besar untuk mematangkan bisnis-bisnis tersebut
3. Dengan masuknya segmen-segmen baru ini maka risiko Inovisi harus kembali di-assess karena dapat meningkat secara signifikan.Risiko berpengaruh kepada faktor diskonto yang pada akhirnya akan menekan target price dari Inovisi.