Jakarta, 19 September 2013 - PT Gema Grahasarana Tbk
(GEMA) yang tergabung dalam grup Vivere, mencatatkan pertumbuhan
pendapatan hingga 24,09% menjadi Rp 370 miliar dibanding kuartal kedua
tahun lalu sebesar Rp 298 miliar. Namun laba per saham Gema justru turun
turun menjadi Rp 139 dari sebelumnya Rp 142. Penurunan laba tersebut
akibat naiknya beban usaha, beban gaji dan biaya lain.
Gema Grahasarana Tbk adalah perusahaan kontraktor interior dan furnitur kelas menengah keatas. Gema tergabung dalam grup Vivere yang terkenal sebagai salah satu pioner perancangan interior untuk perkantoran. Proyek-proyek besar yang pernah dikerjakan GEMA adalah office room PT BMW Indonesia, PT BASF Indonesia, Senayan Trikarya Sempama, Stand Toyota dan Gaikindo di Indonesia Motor Show dan Olive Tree Nikko Hotel.
Pendapatan GEMA didorong dari penjualan interior, furnitur mekanis dan listrik naik 31,2% menjadi sebesar Rp 289 miliar dari sebelumnya Rp 220 miliar. Penjualan dari interior dan furnitur menyumbang 77,94% dari total penjualan pada kuartal kedua tahun 2013 ini atau naik dari tahun lalu yang hanya sebesar 74% dari total pendapatan. Dari segmen penjualan laminasi mencatatkan kenaikan 5,6% menjadi Rp 76 miliar dari sebelumnya Rp 72 miliar.
Laba kotor GEMA pada kuartal kedua ini sebesar Rp 86 miliar atau naik 8,68% dibanding dengan tahun lalu sebesar Rp 79 miliar. Marjin laba kotor tercatat sebesar 23,65% atau turun dibanding tahun lalu sebesar 26,66%. Penurunan marjin ini diakibatkan kenaikan beban pokok penjualan lebih besar dari pada kenaikan penjualan. Kenaikan beban pokok penjualan tercatat sebesar 29,96% menjadi sebesar Rp 284 miliar dari sebelumnya Rp 219 miliar.
Laba usaha GEMA terkontraksi 3,52% menjadi Rp 36 miliar dari sebelumnya Rp 37,5 miliar. Penurunan ini akibat kenaikan beban usaha hingga Rp 50 miliar dari sebelumnya Rp 42 miliar. Kenaikan beban usaha terbesar dari beban gaji dan tunjangan yang naik menjadi Rp 24 miliar dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 20 miliar.
Laba sebelum pajak GEMA tercatat naik menjadi sebesar Rp 32 miliar dari sebelumnya Rp 31 miliar. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan pendapatan sewa, penurunan kapasitas menganggur seperti penyusutan, asuransi dan pemeliharaan, penurunan beban bunga dan penurunan selisih kurs. Namun dari sisi beban bunga walaupun tercatat turun, namun, masih cukup tinggi hingga mencapai Rp 3,4 miliar dengan rasio EBITDA terhadap beban bunga mencapai 7,34 kali. Rasio hutang terhadap modal (DER) tercatat 0,41 kali atau turun dari sebelumnya 0.61 kali.
Meskipun laba usaha sedikit mengalami kenaikan, namun, laba bersih GEMA tercatat turun 2,46% menjadi Rp 22,23 miliar dari sebelumnya Rp 22,78 miliar. Penurunan ini akibat keanikan beban pajak pada kuartal kedua 2012 ini mencapai Rp 10 miliar. Tercatat rasio pengembalian modal (ROE) juga turun menjadi 26,82% dari sebelumnya 32%.
Dari sisi neraca, aset GEMA turun 0,55% menjadi Rp 426 miliar dari sebelumnya Rp 429 miliar. Penurunan ini terjadi seiring menurunya working capital atau modal kerja, tercatat modal kerja turun menjadi Rp 133 miliar dari sebelumnya Rp 173 miliar. Dari sisi aset yang mengalami penurunan signifikan adalah proyek dalam perlaksanaan diatas kemajuan termin (progress billings) mejadi sebesar Rp 118 miliar dari sebelumnya Rp 146 miliar dan kas yang turun dari Rp 19 miliar menjadi 9 miliar. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 10,40% atau turun dibanding periode lalu sebesar 11,2%.
Prospek ke depan.
AFN melihat meskipun kinerja keuangan flat pada kuartal kedua, namun, potensi pertumbuhan GEMA masih besar.
Kinerja GEMA masih didorong pertumbuhan ruang kantor. Pertumbuhan properti yang tinggi di Jakarta menjadi oportunitas dan pendorong industri perancangan interior. GEMA juga adalah salah satu kontraktor interior terbesar di Jakarta.
Hingga akhir 2013 mendatang, diprakirakan ruang kantor di Jakarta mencapai 7 juta m2. Pasokan ruang kantor bertambah 51.000 m2 pada kuartal pertama tahun ini, sementara pada tiga bulan di kuartal kedua pasokan ruang kantor bertambah hingga mencapai 132.873 m2. Diprakirakan pada semester kedua 2013 ini, pasokan ruang perkantoran bertambah hingga 128.035 m2. Ini adalah pasar raksasa bagi GEMA.
Yang menjadi kendala adalah kenaikan suku bunga acuan BI yang mencapai 7,25% akan membebani bisnis properti dan cenderung menekan pertumbuhan GEMA dalam jangka pendek.