
Biaya operasional naik lebih tinggi dibandingkan pendapatan, tetapi laba bersih melonjak karena berkurangnya biaya-biaya keuangan menjadi hanya Rp 54,90 miliar dari sebelumnya Rp 64,88 miliar. Hal ini disebabkan karena penurunan pinjaman bank dari Rp 926,82 miliar menjadi Rp 790,64 miliar.
Kenaikan laba yang tajam ini sayangnya tidak mampu mengangkat imbal hasil atas ekuitas (ROE) perusahaan yang hanya 2,7%. Hasilnya, harga saham perusahaan terus meluncur turun sejak IPO di Rp 390 menjadi hanya Rp 290/ saham.
AFN melihat bahwa ROE yang rendah ini disebabkan karena beberapa hal yaitu:
1. Belum efektifnya operasi armada yang baru dibeli dengan dana IPO. Diharapkan bila armada baru sudah mulai efektif, ROE akan membaik. Realisasi penggunaan dana IPO baru selesai
2. Besarnya beban pokok pendapatan yang besarnya 67% dari pendapatan, terutama biaya penyusutan yang nilainya adalah 23% dari jumlah pendapatan.
Karenanya, AFN melihat bahwa ASSA akan sulit mengembangkan dirinya dengan model bisnis yang sekarang. ASSA perlu mencari model-model bisnis baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi investornya.
No comments:
Post a Comment