Jakarta, 16 Januari 2014 – Tiga dari
empat saham pertama di tahun 2014 mendapatkan keuntungan dari penguatan indeks
sehingga menguat di hari pertama perdagangan di pasar sekunder.
Keempat saham yang baru IPO pada
tahun 2014 ini adalah PT Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) yang masuk ke bursa
tanggal 15 Januari kemarin, PT Capitol Nusantara Indonesia, Tbk (CANI), PT
Asuransi Mitra Maparya, Tbk (ASMI), dan PT Bank Ina Perdana, Tbk (BINA) yang
ketiganya masuk tanggal 16 Januari 2014.
Tiga dari empat saham masuk di dalam
indeks sektor keuangan, hal mana yang juga mengindikasikan adanya ekspektasi
yang lebih besar pada sektor ini tahun 2014. Indeks keuangan memang naik sejak pertengahan
pekan lalu dari 524 sampai sempat menyentuh 580 di hari Rabu kemarin. Sedangkan
Capitol Nusantara bergerak di bidang transportasi laut yang juga naik walaupun
relatif kurang signifikan dibandingkan indeks keuangan.
Panin Syariah turun dari harga IPO
Rp 100 menjadi hanya Rp 97 setelah sempat menyentuh titik terendah Rp 95
kemarin. Sementara Asuransi Mitra Maparya melesat 50% dari harga IPO Rp 270
menjadi Rp 405; Bank Ina Perdana naik 16,25% ke Rp 279 dari IPO Rp 250;
sementara Capitol Nusantara 18% ke Rp 236.
Keempat saham baru ini semuanya
memiliki kapitalisasi pasar di bawah Rp 500 miliar, relatif kecil dibandingkan
saham-saham peersnya.
Mengacu kepada artikel sebelumnya
mengenai bagaimana saham yang baru IPO dapat mempertahankan bahkan meningkatkan
harga sahamnya sekaligus likuiditasnya, maka AFN kembali merekomendasikan agar
perusahaan-perusahaan ini melakukan:
1.
Mengkomunikasikan perusahaan secara konsisten dan terarah, baik kinerja dan
rencana, untuk menyeimbangkan kekurangan jejak rekam. Komunikasi yang baik
diharapkan juga akan mengatasi rintangan akibat kapitalisasi pasar yang kecil
serta kondisi industri yang tertekan;
2. Melakukan stabilisasi harga paska penawaran umum, sesuai yang diatur otoritas, untuk menahan harga pada level IPO
3. Memiliki ‘anchor investors’ yaitu investor-investor yang dianggap memiliki informasi yang lebih dan kredibel untuk membuat keputusan investasi.
2. Melakukan stabilisasi harga paska penawaran umum, sesuai yang diatur otoritas, untuk menahan harga pada level IPO
3. Memiliki ‘anchor investors’ yaitu investor-investor yang dianggap memiliki informasi yang lebih dan kredibel untuk membuat keputusan investasi.
No comments:
Post a Comment