Jakarta, 14 Maret 2014 – Pada hari
ini PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Tbk (BTPN) kembali mengumumkan
peralihan saham dari TPG Nusantara S.a.r.l. kepada Sumitomo Mitsui Bank
Corporation (SMBC). Peralihan ketiga dalam 1 tahun ini membuat SMBC menjadi
pemilik mayoritas Bank BTPN.
Jumlah saham yang pada hari ini
dibeli oleh SMBC adalah sebesar 919,27 juta lembar dengan harga pembelian Rp
6.500/ lembar, 44,7% lebih tinggi daripada harga penutupan kemarin di Rp 4.490/
lembar. Pembelian ini mengangkat harga saham BTPN hari ini sampai 5,9% menjadi
Rp 4.755 pada jam 15.00 hari ini.
Dalam tahun ini, SMBC telah
melakukan dua kali pembelian baik dari publik maupun dari TPG Nusantara. Pada
tanggal 8 Mei 2013, SMBC membeli sebanyak 219,33 juta lembar dari Bursa Efek
Indonesia. Aksi ini diikuti dengan pembelian dari TPG Nusantara pada tanggal 10
Mei sebanyak 985,36 juta.
Pada akhir 2013, SMBC adalah pemilik 24,26% saham BTPN, sementara
TPG Nusantara merupakan pemilik mayoritas dengan porsi kepemilikan 41%. Dengan
pembelian ini, maka posisi terbalik, di mana SMBC telah menguasai 40% dan TPG
Nusantara 25,26%. TPG Nusantara membeli saham BTPN pada tanggal 21 Mei 2007
dari PT Recapital Advisors, Fuad Hasan Masyhur, PT Danatama Makmur dan PT
Bakrie Capital Indonesia.
Pertanyaannya, apakah perubahan
kepemilikan mayoritas ini harus diikuti oleh tender offer? Tender offer adalah
aksi penawaran pembelian seluruh saham yang dimiliki oleh publik oleh pemilik
baru. Tender offer diwajibkan oleh Peraturan Bapepam nomor IX.H.1 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka pasal 3.
Dasar pemikiran tender offer wajib ini adalah karena tidak semua pemilik saham
minoritas menerima peralihan ini.
Kinerja Bank BTPN
Bank BTPN mencatatkan pertumbuhan
kredit sebesar 19% selama tahun 2013 menjadi Rp 46,1 triliun. Kenaikan kredit
ini diimbangi dengan manajemen aset yang baik yang tercermin dari NPL netto
yang tetap rendah sebesar 0,38% di akhir Desember 2013. Rasio kecukupan modal
(CAR) cukup tinggi di 23,1%.
BTPN fokus dalam melayani segmen
mass market. BTPN memiliki strategi untuk segmen ini yaitu memadukan misi
bisnis dan misi sosial dalam produk dan layanan serta kegiatan sehari-hari.
Sinergi tersebut tercermin melalui Daya, sebuah program pelatihan dan
pendampingan yang terukur dan berkelanjutan yang diperuntukkan bagi seluruh
nasabah BTPN yang terdiri dari para pensiunan, pelaku usaha mikro & kecil,
serta komunitas pra-sejahtera produktif. Program ini sudah menjangkau 1,5 juta
penerima manfaat.
Melalui BTPN Sinaya, produk tabungan
untuk mass market, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 16% menjadi Rp 52,2 triliun.
Laba bersih sebelum pajak tumbuh 15%
menjadi Rp 2,87 triiun, sedangkan laba bersih setelah pajak tumbuh 8% menjadi
Rp 2,13 triliun.
No comments:
Post a Comment