

Di semester pertama ini, Siloam
mencatatkan pertumbuhan pendapatan 31% menjadi Rp 1,57 triliun dengan
pertumbuhan laba bersih 156% menjadi Rp 44,56 miliar. Laba bersih ini
mencerminkan laba bersih persaham Rp 38,54/ saham atau rasio harga per laba
bersih (PER) sebesar 194,6 kali.
Dengan rasio per nilai buku (PBV)
lebih dari 10 kali, harga Siloam ini termasuk sangat tinggi. Harganya yang
wajar adalah di sekitar Rp 2.900 yang
mencerminkan PER 37 kali atau PBV 2 kali. Rasio PBV 2 kali cukup baik bila
dibandingkan dengan kompetitornya di bidang perumahsakitan, PT Sejahteraraya
Anugrahjaya, Tbk (SRAJ) yang mencatatkan PBV 1,6 kali namun mengalami kerugian.

Sekretaris Perusahaan SILO, Budi
Suharto mengatakan, sebenarnya ketiga rumah sakit itu
direncanakan dibuka pada kuartal II
lalu, namun pembangunannya mesti mundur. "Tetapi
sekarang sudah hampir selesai dan
dipastikan bisa beroperasi pada akhir tahun," jelasnya.
Sementara itu Siloam juga sedang
membidik pertumbuhan lewat jalur anorganik, yaitu akuisisi rumah sakit lain.
Hal ini dimungkinkan melihat kas Siloam yang cukup tinggi dan rasio
solvabilitas yang masih rendah.
![]() |
Saham PT Siloam International Hospitals, Tbk (SILO |
No comments:
Post a Comment