Jakarta, 18 November 2014 - Penurunan harga emas yang sudah
mencapai 2% pada tahun ini belum cukup untuk memikat pembeli kembali ke pasar
Bullion dengan permintaan global yang terus jatuh pada kuartal ketiga, menurut
World Gold Council (WGC). Penurunan ini jelas dampaknya bagi PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk (ANTM) yang harga sahamnya sudah 72% dibandingkan akhir Juli
tahun ini.
Kontrak Emas Des 2014, CNBC
|
Permintaan untuk emas tergelincir 2%
pada tahun ini menjadi 929 ton pada periode Juli sampai dengan September.
Laporan tren permintaan emas terbaru dari WGC menunjukkan tingkat terendah
sejak kuartal keempat di tahun 2009. Hal ini sebanding dengan 964 ton pada
kuartal April sampai dengan Juni, yang menandai adanya penurunan sebanyak 16% pada
tahun itu.
Spot emas mencapai US$1.325 pada
awal kuartal ketiga, namun turun hampir 9 persen selama periode tiga bulan
terakhir pada $ 1.208. Terakhir diperdagangkan di US$1.160. Nafsu akan emas
telah menurun dalam beberapa bulan terakhir karena adanya kenaikan minat di
pasar ekuitas global.
Permintaan perhiasan global melemah
4% di tahun ini menjadi 534 ton karena konsumen Cina yang menahan pembeliannya.
Permintaan perhiasan Cina sendiri turun 39% menjadi 147 ton. Penurunan dapat
terbantu oleh kenaikan permintaan dari India sebesar 183 atau naik 60% di tahun
ini karena perbaikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan baru yang
dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi dan peningkatan kuat dalam membeli
menjelang musim festival. Perhiasan tetap komponen terbesar dari permintaan
emas, yang mewakili lebih dari setengah dari semua permintaan.
Analis memperkirakan turunnya minat
dalam emas ini juga karena penguatan dolar AS. Indeks US Dolar telah naik 8%
sejak awal Juli setelah The Fed mengumumkan akan menghentikan program pembelian
obligasinya. Dengan naiknya suku bunga US, investor lebih berminat untuk
memegang US Dollar ketimbang Euro atau Yen Jepang. Sementara itu, pembelian
oleh bank sentral hanya 93 ton, 9% lebih rendah dari periode yang sama tahun
lalu.
Penurunan yang mungkin akan terjadi
dalam jangka waktu cukup lama ini berdampak signifikan terhadap Antam. Antam mencatatkan
penjualan emas sebesar Rp. 2,79 triliun pada kuartal 3 tahun ini, sebuah
penurunan sebesar 37,79% dari tahun 2013 yang berjumlah Rp. 3.85 triliun.
Penurunan ini berdampak pula kepada
penurunan pada total penjualan sampai 34% menjadi Rp 5,81 triliun dibandingkan
Rp 8,81 triliun di tahun 2013. Apalagi emas adalah kontributor utama dari
pendapatan Antam, yang diikuti oleh feronikel. Pada gilirannya, Antam
mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 563.91 miliar dibandingkan tahun sebelumnya
yang mencatat laba Rp 347,99 miliar.
Harga saham Antam sejak Juli tahun
ini turun signifikan sampai ke level Rp 930 dari Rp 1.275, yang mencerminkan
penurunan fundamental sejak awal tahun ini serta tekanan yang terjadi di pasar
emas global.
No comments:
Post a Comment