Jakarta, 19 Maret 2015 - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), emiten
properti nasional dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, membukukan
laba bersih FY 2014 (audited) sebesar Rp 3,82 triliun, karena penguatan penjualan
proyek-proyek properti terutama di segmen residensial dan diversifikasi bisnis.
Dengan kinerja sebaik ini, ASCEND optimis private placement Perseroan senilai
Rp 1,65 triliun akan mudah tercapai.
Sepanjang 2014, Perseroan membukukan pendapatan
Rp 5,57 triliun dikontribusikan 82,9% dari penjualan tanah dan bangunan. Perseroan
telah menjualn sebanyak 2.422 unit perumahan, lahan, ruko, strata title dan
industrial. Pendapatan sewa bertumbuh 25,9% menjadi Rp 580.77 miliar. Pendapatan
dari pengelolaan gedung juga tumbuh 4,8% menjadi Rp 249,09 miliar.
Laba melonjak 42% dibandingkan FY 2013 yakni Rp
2,69 triliun.Lonjakan pertumbuhan laba juga dikontribusikan oleh ekuitas pada
laba bersih dari investasi dalam saham PT Plaza Indonesia Realty, Tbk (PLIN)
pada pertengahan tahun 2014 sebesar Rp 1,66 triliun. Hal tersebut membuat laba
bersih Perseroan melonjak 42% menjadi Rp 3,81 triliun.
Perolehan laba bersih tersebut setara marjin
laba bersih 68,6% dan Imbal hasil atas ekuitas (ROE) menjadi 24,8%. Marjin laba
kotor naik menjadi 74,1% dari sebelumnya 72,6%.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek
Indonesia, Rabu (18/3), Perseroan akan mengeluarkan sisa saham baru dari sisa
simpanan (portepel) sebanyak - banyaknya 874,85 juta saham baru mewakili 5%
dari modal disetor dan ditempatkan dalam perseroan. Harga pelaksanaan adalah Rp
1.890 per saham, sama dengan harga penjualan kedua pemegang saham utama
Perseroan sebelumnya.
Per Desember 2014 aset BSDE tumbuh 25% menjadi
Rp 28,13 triliun dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 22,57 triliun. Kenaikan ini
ditopang oleh pertumbuhan aset tidak lancar yang mencapai 54% menjadi Rp 16,51
triliun dibandingkan periode 2013 sebesar Rp 10,74 triliun.
Emiten dengan kapitalisasi pasar Rp 37,66
triliun ini membukukan pertumbuhan utang jangka pendek sebesar 20% menjadi Rp
5,32 triliun namun kenaikan tersebut tidak memberikan perubahan signifikan pada
rasio leveragenya. Sedangkan utang jangka panjang turun 8% menjadi Rp 4,33
triliun dibanding tahun 2013 yakni Rp 4,72 triliun.
Rasio utang jangka panjang atas ekuitas
tercatat 0,28x sedangkan rasio utang atas aset menjadi 0,34 x, yang merupakan
indikasi sangat sehatnya Perseroan. Rasio lancar juga solid di 2,18x. Rasio
harga atas laba (PER) adalah 9,86 kali sementara rasio harga atas nilai buku
ekuitas (PBV) adalah 2,45 kali.
No comments:
Post a Comment