Jakarta, 2 Agustus 2013 - Harga semen diperkirakan akan naik untuk mempertahankan marjin keuntungan di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah serta kenaikan BBM beberapa bulan lalu. Semen Indonesia, Tbk (SMGR), Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (INTP) dan Semen Baturaja, Tbk (SMBR) sudah konfirmasi akan menaikkan harga semen mereka, sementara Holcim Indonesia, Tbk (SMCB) masih mempertimbangkan opsi ini.
Direktur Keuangan Indocement, Tju Lie Sukanto,
mengatakan kemarin bahwa, penurunan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan berdampak pada perolehan laba usaha. Pasalnya, sekira 50-60 persen
pembelian biaya produksi dilakukan dengan mata uang dolar.
Untuk mengkompensasi pelemahan Rupiah tersebut dan juga dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) beberapa bulan lalu maka Indocement akan berusaha
menaikkan harga pada semester II di samping melakukan efisiensi di
berbagai lini produksi dan distribusi sehingga efek dari kedua faktor
tersebut tidak terlalu signifikan.
Apalagi pangsa pasar Indocement turun 30,9% dari 33% di semester I-2012. INTP mencatatkan kenaikan total
penjualan semen pada semester I-2013 sebanyak 0,7% menjadi 8,81
juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8,75 juta ton. Sementara itu volume penjualan semen
nasional (industri) tumbuh 7,5% menjadi 27,83 juta ton dibanding periode
sebelumnya yang tercatat sebesar 25,89 juta ton.
Semen Baturaja sejak awal Juli sudah mengumumkan akan menaikkan harga jual sekitar 3%, sementara Semen Indonesia belum memastikan berapa banyak kenaikan harganya.
Industri semen yang bersifat oligopoli memungkinkan produsen-produsen ini untuk menaikkan harga bersama-sama untuk mempertahankan marjin keuntungan bersama. Industri konstruksi dan infrastruktur yang memiliki potensi besar akibat gap kebutuhan-penawaran sangat tinggi, juga merupakan faktor utama pendukung kenaikan harga bersama ini.
Karenanya AFN melihat bahwa saham-saham semen nasional masih memiliki potensi upside yang bagus, sebagaimana telah diutarakan pada tulisan sebelumnya, "Industri Semen Masih Menarik" pada tanggal 1 Agustus 2013.
No comments:
Post a Comment