Jakarta, 26 Agustus 2013 - Akuisisi lahan dan tren kenaikan harga jual telah mendongkrak pendapatan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) hingga lompat 2 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2012, dan laba bersih hampir 3 kali lipat.
Pendapatan semester I-2013 Modernland lompat 103,1% menjadi Rp 1,04 triliun dari sebelumnya Rp 510,3 miliar di periode yang sama tahun 2012. Laba bersihnya naik 280,9% menjadi Rp 597,18 miliar atau Rp 86,80/ saham. Ini membuat rasio harga atas labanya hanya 3,74x, sangat rendah dibandingkan beberapa peersnya.
Perusahaan akan mengakuisisi lahan seluas 1.300 hektare di Bekasi, Jawa
Barat. Akuisisi lahan seluas 1.300 ha di Bekasi ditargetkan rampung
paling lambat pada 2015. Lahan tersebut dilengkapi dengan akses jalan
tol Cibitung-Cilincing.
Selain itu, Modernland akan menambah
cadangan lahan (land bank) di kawasan Modern Cikande Industrial Estate
(MCIE). Di sisi lain, kenaikan harga jual lahan di kawasan industri
tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan property itu.
Harga
jual lahan industri perseroan diharapkan naik sekitar 15-20% sepanjang
tahun ini, dibandingkan rata-rata harga jual saat ini sebesar Rp 800
ribu per meter persegi. Rencana pengembangan akses tol menuju Cikande
juga berpotensi mengangkat harga lahan. Akses tol yang ditargetkan
rampung tahun depan itu bakal memangkas waktu tempuh ke MCIE.
Juni lalu, para pemegang saham MDLN juga telah memberi restu kepada perusahaan untuk menerbitkan surat utang dalam bentuk notes. Melalui anak usaha, Modernland Overseas Pte, Ltd (MLO), Modernland akan menerbitkan notes senilai US$ 300 juta. Mayoritas dana atau sekitar US$ 275 juta akan digunakan untuk mengakuisisi saham perusahaan properti yang sampai sekarang belum dapat disebutkan namanya. Sedangkan sisanya akan dipakai untuk meminimalisasi beban utang jangka panjang MDLN.
Tingkat leverage MDLN sendiri sebenarnya tidak tinggi. Rasio total liabilitas terhadap ekuitas masih di bawah 1, yaitu 0,73x, sementara liabilitas jangka panjangnya hanya 0,27x dari ekuitas. Kas operasional masih dapat digunakan untuk melakukan pemenuhan liabilitasnya.
Selain sektor kawasan industri, Modernland mengembangkan kawasan hunian (township), residensial, serta sarana hospitality & commercial.Khusus kawasan hunian, Modernland memiliki Kota Modern di Tangerang. Kawasan ini berdiri di lahan seluas 400 ha. MDLN juga memiliki Jakarta Garden City di Cakung. Luas lahannya sekitar 230 ha. Lebih lanjut, MDLN juga berencana mengembangkan perumahan Modern Green Residences di lahan seluas 100 ha. Proyek properti lain milik MDLN adalah Modern Hill seluas 60 ha.
Di bisnis hospitality & commercial, MDLN memiliki hotel bintang empat, yakni Hotel Novotel, di Jakarta Barat. Bisnis ini memberikan segmen pendapatan baru kepada MDLN sebesar Rp 24,26 miliar atau 2% dari total pendapatan, yang sebelumnya tidak ada.
AFN memandang bahwa Modernland adalah salah satu pengembang properti yang patut diamati, terutama denga kiprahnya yang lebih dominan di bidang pengembangan kawasan industri. Di dalam artikel sebelumnya AFN telah menekankan bahwa kawasan industri diperkirakan akan menjadi primadona baru seiring dengan makin tingginya minat terhadap pertumbuhan industri di Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah serta melihat kepada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi sekarang.
No comments:
Post a Comment