
Pendapatan semester I-2013 Modernland lompat 103,1% menjadi Rp 1,04 triliun dari sebelumnya Rp 510,3 miliar di periode yang sama tahun 2012. Laba bersihnya naik 280,9% menjadi Rp 597,18 miliar atau Rp 86,80/ saham. Ini membuat rasio harga atas labanya hanya 3,74x, sangat rendah dibandingkan beberapa peersnya.
Perusahaan akan mengakuisisi lahan seluas 1.300 hektare di Bekasi, Jawa Barat. Akuisisi lahan seluas 1.300 ha di Bekasi ditargetkan rampung paling lambat pada 2015. Lahan tersebut dilengkapi dengan akses jalan tol Cibitung-Cilincing.
Selain itu, Modernland akan menambah cadangan lahan (land bank) di kawasan Modern Cikande Industrial Estate (MCIE). Di sisi lain, kenaikan harga jual lahan di kawasan industri tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan property itu.
Harga jual lahan industri perseroan diharapkan naik sekitar 15-20% sepanjang tahun ini, dibandingkan rata-rata harga jual saat ini sebesar Rp 800 ribu per meter persegi. Rencana pengembangan akses tol menuju Cikande juga berpotensi mengangkat harga lahan. Akses tol yang ditargetkan rampung tahun depan itu bakal memangkas waktu tempuh ke MCIE.

Tingkat leverage MDLN sendiri sebenarnya tidak tinggi. Rasio total liabilitas terhadap ekuitas masih di bawah 1, yaitu 0,73x, sementara liabilitas jangka panjangnya hanya 0,27x dari ekuitas. Kas operasional masih dapat digunakan untuk melakukan pemenuhan liabilitasnya.


AFN memandang bahwa Modernland adalah salah satu pengembang properti yang patut diamati, terutama denga kiprahnya yang lebih dominan di bidang pengembangan kawasan industri. Di dalam artikel sebelumnya AFN telah menekankan bahwa kawasan industri diperkirakan akan menjadi primadona baru seiring dengan makin tingginya minat terhadap pertumbuhan industri di Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah serta melihat kepada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi sekarang.
No comments:
Post a Comment