
Stock split yang biasanya digunakan untuk meningkatkan likuiditas ini mungkin akan memudahkan jalan Telkom menuju Rp 12.000, yaitu harga konsensus dari beberapa analis. Beberapa analis yang telah memasukkan target harganya yaitu Sucorinvest Central Rp 13.700, Daiwa Securities Rp 13.376, Ciptadana Sekuritas dan BNP Paribas Equity masing-masing Rp 12.000, dan Danareksa Sekuritas Rp 11.650. Terdapat potensi naik 11% lagi untuk pemegang saham Telkom.
Beberapa faktor yang mendorong harga wajar Telkom di atas harganya yang sekarang adalah Telkomsel masih membukukan pertumbuhan yang moderat di tengah perang harga. Pertumbuhan pendapatan ini masih di atas pertumbuhan biaya secara signifikan, sehingga memberikan laba yang cukup baik bagi perusahaan. Dengan neraca yang kuat dan arus kas yang baik, maka Telkom dapat melakukan ekspansi lebih daripada peersnya.
Tetapi AFN melihat bahwa kondisi pasar secara keseluruhan mungkin akan menunda hasil yang diharapkan dari stock split ini. Mata uang yang terus menerus melemah serta tingkat inflasi yang cukup tinggi dapat melemahkan minat investor terhadap bursa saham, dan mungkin terhadap saham Telkom secara khusus. Dengan potensi upside hanya 11%, investor finansial dapat melirik saham-saham lain yang masih besar potensi upsidenya dan lebih kecil risikonya.
No comments:
Post a Comment