Jakarta, 17 September 2013 - PT Bakrieland Development (ELTY) yang dituntut pailit oleh para pemegang obligasinya membuka beberapa skenario restrukturisasi, di antaranya memberikan jaminan aset berupa tanah seluas 500 ha di Bogor atau di Sentul senilai US$ 160 juta.
Sebelumnya AFN telah memprediksi beberapa skenario pelepasan aset yang tersedia bagi ELTY apabila pemegang obligasi menolak tawaran restrukturisasi, atau negosiasi tidak tercapai.Kesimpulan dari skenario itu adalah ELTY dapat membayar utang dengan pelepasan aset-aset, akan tetapi nilainya akan terdiskon sangat besar. Apalagi ELTY juga memerlukan uang untuk pembayaran biaya-biaya operasional.
Pertanyaannya kini, melihat kepada tawaran tersebut, apa yang membuat pemegang obligasi tidak bersedia untuk menerimanya? AFN melihat ada 2 aspek, yaitu aspek makro dan aspek persepsi.
Pertama, aspek makro, di mana penguatan US Dollar terus terjadi dan terjadi perpindahan dana dari emerging markets ke Amerika. Pelemahan Rupiah ditambah dengan peningkatan inflasi dan suku bunga referensi yang sudah mencapai 7,25% membuat bunga obligasi 10% dan tenor 3 tahun ke depan tidak lagi menarik. Investor di Amerika membutuhkan dananya sekarang untuk diinvestasikan di aset-aset AS yang kurang berisiko. Karenanya proses restrukturisasi mungkin akan mendapatkan banyak tantangan di aspek itu.
Kedua, aspek persepsi dari Bakrieland sendiri. Investor kini kurang percaya kepada Bakrie Group salah satunya Bakrieland. Fakta bahwa ELTY sudah melepaskan berbagai aset-aset yang dulu dinilai strategis seperti jalan tol, membuat investor merasa tidak pasti bahwa perusahaan ini masih memiliki nilai tambah yang dapat ditawarkan.
Kekuatiran yang juga muncul adalah karena perang Bakrie dengan Rothschild yang belum selesai serta pencalonannya sebagai presiden membutuhkan dana yang tidak sedikit dan bukan tidak mungkin bila melihat kepada jejak rekam terdahulu, diambil dari perusahaan-perusahaannya termasuk ELTY.
Yang pasti, restrukturisasi ini akan berjalan alot dan membuat posisi ELTY menjadi tidak menguntungkan.
No comments:
Post a Comment