Jakarta, 11
Oktober 2013 - Dalam transaksi Kamis, 10 Oktober 2013, kemarin, saham MNC group
turun signifikan akibat kemenangan Siti Hardianti Rukmana atau Tutut dalam
sengketa kasus Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang sekarang berganti nama
MNC TV. Padahal secara fundamental, perusahaan ini memiliki kinerja baik.
Tiga saham terkait
diantaranya PT Media Nusantara Citra
Tbk, (MNCN) kemarin terkoreksi signifikan hingga -10,34% menjadi Rp 2.600 pada
penutupan kemarin, PT Global Mediacom Tbk, (BMTR) turun -9,42% menjadi Rp 1.970
per saham dan saham PT MNC Investama, Tbk (BHIT) - 4,1% menjadi Rp 350 per
saham. Saat ini ketiga saham tersebut tengah dihentikan perdagangan sementara
oleh otoritas bursa untuk mencegah panic
selling.
Dalam
keterangan tertulisnya, otoritas bursa menjelaskan bahwa permohonan Siti Hardiyanti Rukmana melawan termohon
kasasi PT Berkah Karya Bersama (anak usaha MNCN) dimenangkan dan berarti putusan pengadilan negeri yang
memenangkan PT Berkah Karya
Bersama atas 75% saham Televisi Pendidikan Indonesia batal
demi hukum.
MNC Group merupakan konsorsium Hary Tanoe yang
menguasai media besar diantaranya RCTI, MNC TV, Global TV, Harian Seputar
Indonesia, Sindo TV, portal Okezone dan Sindo News. Selain bergerak dibidang
media. MNC juga mendiversifikasi bisnisnya dalam properti lewat MNC Land
(KPIG.IDX).
Sementara itu, Juru bicara MNC Group yang dikutip dari
Tempo.co.id menyatakan bahwa karena gugatan yang ditujukan kepada PT Berkah Karya Bersama bukan MNC
Group, maka putusan itu tidak ada kosekuensinya kke MNC.
Namun kenyataan yang ter-refleksi di pasar modal
kemarin berbeda. Ketiga saham MNC Group tersebut turun signifikan setelah
muncul putusan Mahkamah Agung tersebut.
Hilangnya pendapatan dari TPI/MNC TV yang dapat
berkontribusi terhadap kinerja MNC Group ke depannya berada di belakang
penurunan ini. Apalagi di laporan keuangan tidak terlihat jelas berapa
kontribusi stasiun TV ini kepada pendapatan dan laba MNCN.
Secara historis, konsorsium MNC berkinerja baik selama
tahun 2013 ini. Tercatat, laba bersih MNCN tumbuh 27,11% pada semester pertama
2013 menjadi Rp 952 miliar dibanding semester pertama tahun lalu sebesar
Rp 749 miliar.
Kenaikan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan
pada iklan televisi dan penurunan beban umum administrasi dan beban keuangan.
Pendapatan segmen iklan televisi naik 9% menjadi Rp 2,8 triliun atau 88% dari
total pendapatan MNCN, sementara beban umum dan administrasi turun 11%
menjadi Rp 610 miliar dan beban keuangan turun 34% menjadi Rp 21 miliar.
Sementara itu, BMTR, yang menguasai 69% saham MNCN,
dalam laporan keuangan konsolidasi juga membukukan kinerja keuangan yang baik.
BMTR membukukan kenaikan laba bersih hingga 19,64% menjadi Rp 632 miliar, laba
ini didorong oleh naiknya pendapatan hingga 16,03% menjadi Rp 4,8 triliun.
No comments:
Post a Comment