Jakarta, 26 Maret 2014 - PT Samindo Resources Tbk (MYOH), salah satu perusahaan penyedia jasa pertambangan batubara
terintegrasi, membukukan peningkatan laba bersih pada tahun 2013 yaitu sebesar
380.7%, menjadi Rp 173.7 miliar dari Rp 36.1 miliar pada tahun 2012. AFN
melihat bahwa faktor peningkatan laba yang diklaim perseroan dengan analisis
AFN berbeda.
Perseroan mengklaim peningkatan ini
disebabkan oleh penerapan metode akuntansi pooling
of interest, dimana Perseroan hanya mengakui laba bersih dari entitas anak
pasca akuisisi dan depresiasi Rupiah sampai 26%. AFN melihat hal ini
dikarenakan tahun 2012 merupakan tahun akuisisi yang memang menyebabkan adanya
kerugian di buku perseroan. Apalagi terjadi rugi selisih kurs yang lebih besar
pada tahun 2013.
Metode pooling of interest adalah metode yang menggunakan nilai
buku dalam pengalihan aktiva dan kewajiban yang dialihkan. Dengan kata lain
aktiva dan kewajiban perusahaan yang melakukan penggabungan usaha ditambahkan
dalam perusahaan yang menjadi survival company. Sebelumnya perseroan menggunakan
metode purchase, yaitu menggunakan
nilai pasar dalam pengalihan aktiva dan kewajiban yang dialihkan. Keuntungan dari pooling of interest
adalah selisih nilai tidak menjadi objek pajak.
Pendapatan perusahan naik 37%
menjadi Rp 2,46 triliun dari sebelumnya Rp 1,8 triliun. Laba kotor naik lebih
tinggi sedikit yaitu 49% menjadi Rp 345,94 miliar. Tapi laba bersih naik 381%
menjadi Rp 173,78 miliar atau Rp 78,76 per lembar saham. Ini mengangkat marjin
laba bersih menjadi 7,1% dari sebelumnya 2% dan imbal hasil atas ekuitas
menjadi 22,3% dari sebelumnya hanya 13,4%.
Bila sebelumnya laba bersih tahun
2012 dibebani oleh laba entitas anak dampak penyesuaian proforma dari transaksi
restrukturisasi antara entitas sepengendali sebesar Rp 81,65 miliar, maka tahun
ini tidak lagi. Beban karena penyesuaian proforma di tahun 2012 adalah karena
adanya transaksi PT Sims Jaya Kaltim, PT Trasindo Murni Perkasa, PT Mintec
Abadi serta PT Samindo Utama Kaltim. Sementara di tahun 2013, tidak ada
akuisisi yang menyebabkan perlunya proforma itu.
Penyesuaian proforma ini lazim di
dalam perusahaan investasi seperti Samindo Resources, serta bukan merupakan
keuntungan yang akan rutin atau berulang setiap tahun.
Selain itu, perseroan juga menderita
rugi selisih kurs sebesar Rp 36,25 miliar, lebih besar daripada tahun lalu, Rp
7,3 miliar.
Karenanya AFN melihat bahwa siaran
pers perseroan perlu dikonfirmasi lebih lanjut. Tapi apapun faktornya, peningkatan laba bersih yang signifikan ini telah mendorong harga saham perseroan naik 6,1% hari ini ke harga Rp 455 per lembar, mencerminkan PER 5,78x dan PBV 1,29x.
No comments:
Post a Comment