Profitabilitas Graha Layar Prima tercatat sangat rendah terutama karena besarnya beban usaha serta beban keuangan. Sampai akhir triwulan 2013, perseroan hanya mampu menelurkan marjin laba usaha 1% dan mencatatkan rugi bersih.
Padahal perseroan pada waktu yang sama membukukan kenaikan pendapatan hingga 40,26% yoy pada kuartal ketiga tahun 2013 menjadi Rp 228,65 miliar dibandingkan dengan sebelumnya hanya Rp 163,02 miliar. Sementara itu, tercatat laba bruto bahkan tumbuh lebih besar hingga mencapai Rp 143,04 miliar selama kuartal ketiga 2013 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 99,62 miliar.
Laba Rugi
|
3Q2013
|
3Q2012
|
%
|
2012
|
2011
|
%
|
Pendapatan
|
228.649
|
163.019
|
40.26%
|
223.324
|
150.076
|
48.81%
|
Beban Langsung
|
(85.608)
|
(63.396)
|
35.04%
|
(86.752)
|
(58.668)
|
47.87%
|
Laba Bruto
|
143.041
|
99.624
|
43.58%
|
136.572
|
91.418
|
49.39%
|
Beban usaha
|
(140.706)
|
(127.910)
|
10.00%
|
(168.242)
|
(168.027)
|
0.13%
|
Laba Usaha
|
2.334
|
(28.286)
|
108.25%
|
(31.669)
|
(76.609)
|
58.66%
|
Beban Keuangan
|
(3.154)
|
(112.478)
|
97.20%
|
(201.591)
|
(136.117)
|
48.10%
|
Laba Sebelum Pajak
|
(3.739)
|
(194.306)
|
98.08%
|
115.381
|
8.714
|
1224.09%
|
Laba Bersih
|
(3.738)
|
(194.299)
|
98.08%
|
115.383
|
8.714
|
1224.11%
|
dalam Rp Juta
|
Beban usaha yang sangat tinggi terutama disebabkan oleh tiga beban utama, yaitu gaji karyawan, biaya sewa dan biaya depresiasi. Ketiganya bukanlah faktor yang dapat turun dalam waktu dekat, malah berpotensi naik.
Sementara beban keuangan juga sampai dengan akhir 2012 merupakan faktor penekan yang signifikan. Akhir 2012 lalu, Graha Layar Prima masih dapat membukukan laba setelah beban keuangan ditutup oleh restrukturisasi dari kreditor. Tetapi program restrukturisasi ini tidak terlihat memiliki dampak nyata bagi perseroan, dan perseroan kemungkinan besar ke depannya akan kembali menghadapi masalah keuangan.
Neraca
|
3Q2013
|
2012
|
2011
|
ytd 13-12
|
yoy 12-11
|
Kas
|
294.498
|
42.272
|
36.288
|
596.67%
|
16.49%
|
Piutang
|
5.278
|
6.726
|
5.860
|
-21.53%
|
14.78%
|
Aset Lancar
|
335.440
|
73.519
|
63.841
|
356.26%
|
15.16%
|
Aset Tetap
|
250.043
|
254.649
|
280.511
|
-1.81%
|
-9.22%
|
Aset Tidak Lancar
|
287.693
|
286.698
|
355.744
|
0.35%
|
-19.41%
|
Aset
|
623.132
|
360.217
|
419.585
|
72.99%
|
-14.15%
|
|
|
|
|
|
|
Hutang
|
494.447
|
784.077
|
774.929
|
-36.94%
|
1.18%
|
Liabilitas Lancar
|
577.596
|
62.376
|
247.938
|
825.99%
|
-74.84%
|
Liabilitas Tidak Lancar
|
6.030
|
788.857
|
778.045
|
-99.24%
|
1.39%
|
Ekuitas
|
39.509
|
(491.015)
|
(606.398)
|
108.05%
|
-19.03%
|
dalam Rp Juta
|
Berdasarkan laporan neraca keuangan, aset terlihat tumbuh signifikan hingga 72,99% pada kuartal ketiga tahun 2013 lalu senilai Rp 623,13 miliar, namun pertumbuhan tersebut karena perolehan kas yang naik signifikan sementara pos-pos lainnya relatif stagnan.
Arus Kas
|
3Q2013
|
3Q2012
|
|
2012
|
2011
|
Arus Kas dari Operasi
|
82.663
|
(288)
|
|
24.008
|
(18.160)
|
Arus Kas dari Investasi
|
(30.577)
|
(15.039)
|
|
(18.024)
|
(21.684)
|
Arus Kas dari Pendanaan
|
200.140
|
-
|
|
-
|
5
|
Setoran Modal
|
534.262
|
-
|
|
-
|
4
|
Pembayaran Pinjaman
|
(333.732)
|
-
|
|
-
|
-
|
dalam Rp Juta
|
Berdasarkan aliran kas tersebut dapat dilihat bahwa bertambahnya kas Graha Layar Prima berasal dari penambahan modal oleh pemilik dengan menyuntikkan modal hingga senilai Rp 534,26 miliar selama tahun 2013.
Meskipun meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya, arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi pun tercatat hanya sebesar Rp 82,66 miliar.
Graha Layar Prima bahkan mencatatkan hutang yang harus dibayar selama 2013 lalu sebesar Rp 494,45 miliar sehingga dengan beban yang tinggi tersebut kinerja selama tahun buku 2013 pun diprakirakan masih akan membukukan kerugian tanpa restrukturisasi.
Pemegang saham pasca IPO dan ESA
|
|
Pemegang saham pasca CB
|
||
Pemegang saham
|
Lembar/nominal Rp 100
|
|
Lembar/nominal Rp 100
|
|
PT Pangea AB
|
181,800
|
0.06%
|
181,800
|
0.04%
|
PT Catur KAJ
|
181,800
|
0.06%
|
181,800
|
0.04%
|
PT Wacana CU
|
363,600
|
0.12%
|
363,600
|
0.07%
|
PT Layar Persada
|
162,886,600
|
53.65%
|
162,886,600
|
32.34%
|
Karyawan
|
7,000,000
|
2.31%
|
7,000,000
|
1.39%
|
Masyarakat
|
133,000,000
|
43.81%
|
133,000,000
|
26.41%
|
CJ CGV Co., Ltd.
|
|
|
100,000,000
|
19.86%
|
IKT Holdings Limited
|
|
|
100,000,000
|
19.86%
|
Total
|
303,613,800
|
100%
|
503,613,800
|
100.00%
|
Saham PAB, CKAJ dan WCU
dengan nominal Rp 20.000
|
||||
Saham Layar Persada dengan nominal
Rp 3.834, sementara lainnya dengan nominal Rp 100
|
AFN melihat, masuknya Graha Layar Prima atau operator Bliztmegaplex ini ke bursa adalah bagian dari restrukturisasi utang perseroan. Dalam prospektusnya, dua kreditur akan memperoleh hak pengalihan hutang menjadi ekuitas dengan nilai hutang sebesar Rp 280,90 miliar yang akan dikonversi ke saham sejumlah 200 juta lembar atau setara dengan nilai Rp 1.495 per saham.
Kedua kreditur ini bersama-sama akan memiliki 39,73% saham perusahaan, lebih besar daripada pemegang saham mayoritas saat ini, PT Layar Persada.
Jika dilihat dari lini bisnisnya, CJ CGV merupakan salah satu operator bioskop di Korea atau setidaknya masih linier dengan lini bisnis Graha Layar Prima, sementara IKT Holding merupakan perusahaan investasi asal Hong Kong yang dimiliki oleh perusahaan asal Korea yang mungkin masih mempunyai hubungan atau terafiliasi dengan CJ CGV.
Saham yang dilepas ke publik adalah 133 juta lembar yang tercatat pasca IPO atau sebesar 43,81%. Bobot ini akan berkurang paska konversi utang ke ekuitas, menjadi hanya 26.41%.
AFN menyimpulkan harga saham yang ditawarkan Graha Layar Prima sebesar Rp 2.800 hingga Rp 3.300 per lembar dinilai terlalu mahal karena beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Kinerja fundamental yang masih tertekan terutama pendapatan yang diragukan belum mampu menutup beban langsung dan usaha yang masih tinggi. Ini akan terus menekan profitabilitas Graha Layar Prima.
2. Dengan kisaran harga, maka rasio harga atas nilai buku adalah 3,3 – 3,45x.
3. Beban keuangan yang masih sangat tinggi akan mengakibatkan kebutuhan kredit lagi dan akan menekan profitabilitas Graha Layar Prima.
4. Harga eksekusi konversi saham ke CJ CGV dan IKT Holding yang sebesar Rp 1.495 per saham jauh lebih kecil dibandingkan dengan harga yang ditawarkan ke publik sehingga investor publik dirugikan.
5. Potensi dilusi saham publik juga ada pasca konversi hutang ke saham tersebut.
No comments:
Post a Comment