Jakarta, 26 Juni 2014 - PT Indoritel Makmur Internasional, Tbk.
(DNET) akan melakukan private placement atau penerbitan saham baru tanpa
hak memesan efek terlebih dahulu, dimana penggunaan dana direncanakan untuk
ekspansi usaha. Private placement
tersebut rencananya akan digunakan untuk ekspansi.
Ekspansi yang direncanakan kemungkinan
dengan cara menambah kepemilikan saham pada entitas dan untuk menambah saham
beredar di masyarakat.
Tercatat dalam perdagangan hari ini
(Rabu, 25/6) saham DNET berada pada level Rp 755. Pergerakan sejak tiga bulan
terakhir masih wajar dan tidak ada peningkatan signifikan pada likuiditas
perdagangan.
Rumor yang beredar di pasar Indoritel
akan melakukan private placement dengan investor asing akan dijadikan target
untuk menyerap saham baru tersebut setelah Indoritel melakukan persiapan road
show ke luar negeri.
Sebagai catatan, Indoritel sendiri
sejak semester pertama 2013 lalu mengalihkan lini usahanya menjadi perusahaan
ritel di bidang barang konsumer setelah sebelumnya sejak didirikan tahun 2000
bergerak dibidang teknologi informasi.
Indoritel tergabung dalam grup Salim
yang 39,64% sahamnya dimilik melalui Hannawell Group dan 29,66% melalui
Treasure East Investement Ltd dan Megah Eraraharja mempunyai 27,82%.
Masayarakat hanya mempunyai 2,88% atau 408 juta lembar saham Indoritel.
Portofolio aset Indoritel sendiri
didominasi oleh investasi kepada entitas anak usaha yaitu Indomaret (40%), PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk atau ROTI (31,50%) dan PT Fast Food Indonesia , Tbk atau FAST (35,84%). Dari ketiga entitas asosiasi
tersebut yang asetnya senilai Rp 6,95 triliun atau 95,97% dari asetnya tidak sepenuhnya
dikendalikan oleh DNET dan ketiganya juga tidak dilaporkan sebagai konsolidasi
pendapatan dalam laporan keuangan kuartal pertama ini.
Operator ritel modern Indomaret
hanya dimiliki 40% oleh Indoritel sehingga Indoritel bukan merupakan saham
pengendali, sementara Fast Food (FAST) yang merupakan pemegang kemitraan
KFC di Indonesia dikendalikan oleh grup Gelael.
Sari Roti (ROTI) meskipun saham terbesarnya
dikuasai oleh Indoritel sebesar 31,50%, namun pemegang saham Sari Roti lainnya
seperti Bonlight, Pasco Shikizima dan Sojizt yang kemungkinan besar satu grup,
sehingga pengendali bukan oleh DNET.
Dari rencana private palcement
tersebut, akankah digunakan untuk menambah kepemilikan dari salah satu dari
ketiga entitas DNET tersebut.
ASCEND melihat bahwa kemungkinan
besar yang dilakukan Indoritel adalah menambah kepemilikan saham Indomaret
kedalam portofolio Indoritel sehingga terkonsolidasi dalam pendapatan DNET.
ASCEND melihat kemungkinan kecil
DNET akan menambah kepemilikan saham pada KFC yang dikendalikan oleh Grup
Gelael, ataupun pada saham Sari Roti yang dikendalikan oleh perusahaan asal
Jepang.
Di sisi lain, dengan private placement tersebut pula, ASCEND
melihat merupakan upaya DNET untuk mendorong saham yang beredar di pasar
bertambah untuk memenuhi regulasi Bursa Efek Indonesia, dimana saham beredar
harus lebih dari 7,5% dari jumlah modal disetor dengan paling kurang 50 juta
saham. Saat ini, saham
DNET yang dipegang publik hanya sebesar 2,88% atau 408 juta lembar saham
sehingga berpotensi delisting.
No comments:
Post a Comment