Jakarta, 12 September 2014 - PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI) membukukan kinerja keuangan yang
meyakinkan pasca bekerja sama dengan KL-Kepong Plantation Holdings dari
Malaysia. Pendapatan Astra Agro tumbuh hingga 45,7% mencapai Rp 8,01
triliun selama semester pertama 2014 dengan penjualan produk turunan crude palm oil (CPO) terbesar kepada
Astra-KLK. Kenaikan pendapatan tersebut mendorong kenaikan laba hingga 90,9%
menjadi sebesar Rp 1,37 triliun.
Astra-KLK
merupakan anak usaha yang dibentuk bersama KL-Kepong Plantations dengan
komposisi kepemilikan saham 49% untuk Astra Agro dan 51% untuk KL-Kepong
Plantations. Astra-KLK mulai beroperasi sejak akhir tahun 2013 lalu dengan nilai
investasi untuk pembangunan pabrik pengolahan produk turunan CPO oleh Astra
Agro senilai hingga US$ 70 juta dengan kapasitas produksi hingga 2.000 ton hari
Dari
sisi Astra Agro, kerjasama ini menguntungkan karena dapat menjual produk
turunan CPO yang bernilai lebih tinggi kepada Astra-KLK yaitu olein (salah satu
produk turunan CPO) tersebut hingga 92 ribu ton selama semester pertama 2014
ini. Pada periode sebelumnya, Astra Agro hanya menjual CPO dan kernel palm oil
yang harga jualnya relatif lebih rendah dibandingkan olein. Keuntungan ini
masih ditambah dengan dividen yang diterima oleh perusahaan dari Astra-KLK.
KL-Kepong
Plantations merupakan anak usaha Kuala Lumpur Kepong Holdings (KLK), perusahaan
perkebunan berbasis di Malaysia yang juga mempunyai lahan perkebunan hingga 140
ribu hektar di Indonesia. KLK juga mempunyai unit usaha oleochemical atau
pengolahan olein yang dihasilkan dari CPO untuk digunakan di industri pelumas,
tekstil, kebersihan, kosmetik, obat, polymer, makanan, cat, tinta, karet dan energy.
Dengan kerja sama dengan Astra Agro tersebut, KLK dapat memperoleh pasokan
olein yang merupakan bahan baku industri manufakturnya.
Kontribusi penjualan Astra Agro
kepada Astra –KLK mencapai Rp 1,10 triliun atau berkontribusi hingga 13,71%
dari total pendapatan. Sementara itu volume penjualan CPO perusahaan menunjukkan
penurunan 10,3% menjadi 675 ribu ton seiring pengalihan produksi yang diolah
kembali menjadi olein. Sedangkan, volume penjualan kernel oil tercatat naik
hingga 8,1% menjadi sebesar 175 ribu ton.
Marjin laba kotor juga naik seiring
dengan peningkatan harga jual produk perusahaan menjadi 31,1% dibandingkan
tahun sebelumnya sebesar 26,5%.
Laba sebelum beban bunga, pajak,
penyusutan dan amortisasi (EBITDA) Astra Agro juga tercatat naik hingga 95%
menjadi sebesar Rp 2,38 triliun, sehingga marjin EBITDA tercatat 25,0%
dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yang hanya 17,2%. Pertumbuhan EBITDA
yang hampir dua kali lipat ini menunjukkan secara operasional profitabilitas
Astra Agro meningkat.
Sebagai catatan, Astra Agro
yang juga merupakan emiten kelompok konglomerasi Astra memiliki nilai
kapitalisasi pasar terbesar pada sektor perkebunan hingga mencapai Rp 40,94
triliun dengan kontribusi terhadap sektor perkebunan sebesar 29,3%.[RS1]
Dengan pertumbuhan
laba tersebut dan didukung kerjasama tersebut, ASCEND melihat bahwa harga saham
Astra Agro masih berpotensi naik setidaknya
mendekati rata-rata harga pasar. Hingga awal September ini posisi PER
Astra Agro sebesar 14,96 kali lebih rendah dari PER pasar.
[RS1]Sebelum paragraph ini sebaiknya
dijelaskan hubungan kinerja dengan kerjasama KL-Kepong, karena di paragraph 1
kamu sudah membuat statement bahwa ada hubungan tsb.
No comments:
Post a Comment