Jakarta, 19 Desember 2014 – Rupiah sempat terpuruk
hingga mendekati Rp 13.000, sementara level nyaman Bank Indonesia adalah Rp
11.900 – 12.300. Indeks Harga Saham Gabungan sempat turun dan menyentuh level
psikologis 5.000 sebelum kemarin melesat kembali karena penguatan Rupiah serta
pernyataan positif dari the Fed.
Beberapa sektor yang terkena dampak
terbesar sektor industri dasar dan pertambangan, walaupun sektor pertambangan
juga terkena dampak ganda akibat penurunan harga minyak menjadi USD 55/ barel.
Sementara sektor-sektor yang pada hari ini mampu melampaui level 1 Desember,
yaitu ketika Rupiah melewati batas atas Rp 12.300, hanya sektor property, industri aneka, serta
infrastruktur.
Pelemahan Rupiah ini, walaupun telah
diantisipasi, namun secara tak terduga terjadi secara cepat ketika menuju akhir
tahun. Hal ini terkait dengan apa yang terjadi di Rusia, yaitu krisis politik
terkait perlawananan terhadap Ukraina.
Bank Indonesia merasa nyaman dengan
level Rp 11.900 – 12.300. Untuk itu Bank Indonesia menyatakan beberapa
strategi: (1) current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan
berada pada level yang suistanable yang bisa dibiayai oleh pendanaan; (2)
inflasi terkendali, dimana kenaikan BBM direspon dengan kenaikan suku bunga 25
bps; (3) pengelolaan utang luar negeri swasta agar tidak berimbas ke makro
ekonomi.
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2014 sudah cukup terkelola, yaitu tumbuh 10,7% (year-on-year)- Sedikit lebih melambat dibandingkan dengan pertumbuhan September 2014 sebesar 11,2% (yoy).
Sementara itu Pemerintah mengubah
asumsi rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(RAPBN-P) 2015 yang akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada awal
tahun depan. Asumsi rupiah akan ditaruh di atas level Rp 12.000, naik dari
sebelumnya Rp 11.900.
Menteri Keuangan Bambang
Brodjonegoro menyatakan rupiah yang dinaikkan dalam anggaran tidak akan membuat
defisit besar. Defisit masih tetap bisa mengarah ke level 2% dari pendapatan
domestik bruto (PDB). Kenaikan Rupiah hanya akan membuat kenaikan bunga
cicilan.
ASCEND merekomendasikan beberapa
tips pemilihan saham di tengah pelemahan Rupiah:
- Mencari saham-saham yang tidak memiliki, atau hanya sedikit memiliki utang bervaluta asing. Makin tinggi level exposure terhadap utang luar negeri, maka pelemahan Rupiah akan makin menekan kinerja laba dan arus kas perusahaan;
- Mencari saham-saham yang memiliki natural hedging, yaitu di mana arus kas masuk berdenominasi sama dengan arus kas keluar. Apabila utang luar negerinya besar, namun pendapatannya pun dengan mata uang asing yang sama, hal ini berarti perusahaan tersebut telah menghilangkan risiko kursnya;
- Mencari saham-saham dengan basis pendapatan domestik yang besar serta tidak memiliki biaya-biaya impor misalnya property dan infrastruktur. Dengan alasan itu pula kedua sektor ini termasuk yang rebound tercepat pada hari ini.
No comments:
Post a Comment