Tuesday, January 28, 2014
Restrukturisasi, DEWA lepas anak usahanya
Jakarta, 29 Januari 2014 - Dalam rilis keterbukaan informasi yang disampaikan kepada otoritas Bursa Efek Indonesia, PT Darma Henwa, Tbk (DEWA) menjual kedua anak usaha di bidang energi kelistrikan. Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi beban utang tinggi.
Tanggal 23 Januari 2014 lalu, Darma Henwa menandatangani penjualan anak usahanya DH Energy setelah sebelummya pada 13 Desember 2013 lalu, Darma Henwa telah menjual seluruh kepemilikan atas anak usahanya Corfield Investments Limited. Perusahaan sampai sekarang belum secara resmi merilis berapa jumlah kas yang diterima.
Darma Henwa merupakan emiten yang lebih banyak bergerak dalam jasa pertambangan batubara. Sejak tanggal 20 September 2012, Darma Henwa berada pada harga Rp 50 atau fraksi harga terendah dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia karena penurunan pendapatan dan kerugian bersih yang diderita.
Dalam restrukturisasi ini, perusahaan berpotensi akan mengalami penurunan aset hingga US$ 42,67 juta menjadi US$ 360 juta. Namun, restrukturisasi ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi beban utang tinggi di tengah kondisi industri pertambangan yang turun dan pendapatan yang tertekan.
Direktur Darma Henwa, Wachjudi Martono dalam paparan publiknya tahun lalu menjelaskan bahwa perusahaan setidaknya akan membayar utang US$ 4 juta setiap tahunnya. Namun, dalam laporan keuangan konsolidasian yang masih mencantumkan DH Energy dan Corfield Investments Limited, beban hutang kepada bank dan lembaga pembiayaan yang akan jatuh tempo dalam setahun yang harus dibayar mencapai US$ 11,71 juta sementara ketersediaan kas hanya sebesar US$ 5,92 juta.
Sementara itu hutang jangka panjang memang tercatat turun menjadi sebesar US$ 22,38 juta dari periode sebelumnya sebesar US$ 32, 48 juta.
AFN melihat kas yang dimiliki DEWA jauh lebih kecil dari utang yang harus dibayar. Sementara kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi juga masih relatif kecil karena tertekannya pendapatan. Semua ini membuat risiko default semakin tinggi.
Dengan demikian, AFN melihat bahwa restrukturisasi dengan pelepasan aset yang tidak berkontribusi tinggi terhadap profitabilitas memang cara yang terbaik, walaupun dengan konsekuensi berkurangnya aset.
AFN menilai restrukturisasi ini bernilai positif karena Corfield Investments Limited selama sembilan bulan 2013 tidak memberi kontribusi pendapatan sama sekali untuk Darma Henwa dan hanya menambah beban usaha.
Nilai ekuitas Darma Henwa masih relative tinggi hingga mencapai US$ 253,75 juta atau dalam rasio hutang berbunga terhadap modal hanya 0,13 kali. Namun, isu grup Bakrie cenderung mendapat sentimen negatif oleh investor, sehingga Price-to-Book Valuenya hanya 0,4x, jauh lebih kecil daripada nilai ekuitas yang sebenarnya.
Terlepas dari isu tersebut, beban keuangan yang tercatat pada DEWA relatif kecil dibanding grup Bakrie lainnya.
Kinerja tertekan
Permasalahan Darma Henwa tidak hanya terdapat pada masalah beban hutang yang besar tetapi kinerja operasional yang mengalami penurunan.
Pendapatan usaha tercatat mengalami penurunan 29,88% selama kuartal ketiga 2013 menjadi US$ 175,66 juta dari sebelumnya US$ 250,51 juta dengan mencatatkan penurunan beban langsung hingga 26,01% menjadi US$ 193,24 juta dari sebelumnya US$ 261,15 juta. Rugi kotor meningkat 65,20% menjadi US$ 17,58 juta dari sebelumnya US$ 10,64 juta. Secara operasional kinerja perusahaan memang mengalami tekanan seiring dengan melambatnya industri pertambangan.
Namun, kas operasi justru menunjukkan peningkatan kinerja karena didorong penerimaan kas dari pelanggan yang tercatat sebesar US$ 185,80 juta atau lebih tinggi dari penjualan yang dicatatkan dan pembayaran untuk aktivitas operasi lebih kecil dari beban langsung, yaitu sebesar US$ 162,29 juta sehingga arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi sebesar Rp 4,54 juta dari sebelumnya defisit US$ 16,98 juta.
Beban keuangan meningkat 82,68% pada kuartal ketiga ini menjadi sebesar US$ 2,69 juta dibandinkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,47 juta.
Dengan tingginya beban keuangan dan menurunnya kinerja operasional, laba bersih semakin tertekan dengan mencatatkan kenaikan rugi bersih hingga 95,88% pada kuartal ketiga 2013 menjadi US$ 18,79 juta dari sebelumnya US$ 9,59 juta.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment