Jakarta, 18 Februari 2014 – PT Timah
(Persero), Tbk (TINS) melaporkan penurunan pendapatan 21% menjadi Rp 5,85
triliun, namun kenaikan laba bersih sebesar 19% menjadi Rp 515,08 miliar.
Penurunan pendapatan dikarenakan mengikuti mekanisme perdagangan yang baru.
Walaupun turun, namun kinerja
pendapatan perusahaan pada akhir tahun adalah lebih baik daripada pada
penutupan kuartal tiga yang tercatat turun sampai 35%. Penurunan yang
dikarenakan mekanisme ekspor yang harus melalui Bursa Komoditi Derivatif Indonesia
(BKDI) telah memaksa perusahaan untuk menjual kepada pihak-pihak yang sudah menjadi
anggota bursa saja. Tetapi dengan penambahan pihak yang masuk ke bursa, maka
kuartal keempat ini lebih baik daripada sebelumnya.
Harga timah pada kuartal keempat
juga lebih baik yaitu di US$ 23.400/mt dibandingkan sebelumnya di US$22.455/mt.
Harga tersebut terbentuk di BKDI, dan diharapkan dapat menjadi daya tawar pemasok
timah Indonesia di dunia.
Walaupun pendapatan turun, tetapi
kinerja perusahaan tetap baik. Marjin laba kotor meningkat jadi 24,7% dari
sebelumnya 17,3% di 2012. Marjin laba sebelum pajak dan bunga jadi 14,3% dari
sebelumnya 5,9%. Imbal hasil atas ekuitas jadi 10,5% dengan laba bersih per
saham naik ke Rp 102,4/ saham.
Kinerja ini didorong oleh penurunan
biaya penjualan karena dapat menjual ke BKDI yang biayanya lebih efisien
daripada menjual langsung kepada pengguna melalui tender. Selain itu rugi dari
perusahaan asosiasi juga turun adalah karena belum diperpanjangnya kontrak
karya PT Koba Tin yang telah berakhir 31 Maret 2013 yang yang selama 2 tahun
berturut-turut telah menyebabkan kerugian.
Aktivitas operasi yang dihentikan
dan menyebabkan rugi adalah karena PT Tanjung Alam Jaya yang dimiliki
perusahaan melalui PT Tambang Timah dan PT Timah Investasi Mineral, yang akan dijual kepada pihak lain namun masih
di dalam proses perundingan.
Kinerja laba bersih yang lebih baik
ini telah menggerakkan pasar sehingga harga TINS naik 7,7% dalam 1 jam pertama
sesi pagi bursa ke Rp 1.535. Padahal 2 hari sebelumnya TINS juga sudah naik
5,5%.
No comments:
Post a Comment