Jakarta, 20 Maret 2014 – PT Trisula
International, Tbk (TRIS), perusahaan ritel tekstil dengan merek JOBB dan Jack
Nicklaus, mencatatkan pertumbuhan pendapatan 20% dan pertumbuhan laba bersih
36%. Kenaikan pendapatan ini didorong oleh semua segmen penjualan. Sementara
kenaikan laba bersih disumbangkan oleh keuntungan selisih kurs.
Pendapatan perusahaan naik 20% menjadi Rp
670,29 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 558,89 miliar. Pendapatan
ekspor naik 13,3% menjadi Rp 533,68 miliar dari Rp 470,88 miliar. Penjualan
lokal naik 55,22% menjadi Rp 136,61 miliar dari Rp 88,01 miliar. Pertumbuhan
penjualan lokal tertinggi berasal dari strategi non konsinyasi.
Penjualan yang lebih dari 10%
mencantumkan satu nama baru, yaitu Pacific Brands, yang menyumbang 14% dari
total pendapatan perusahaan. Sementara Wisco Australia Pty menurunkan
pembeliannya menjadi hanya 7% dibandingkan tahun kemarin yang mencapai 17%.
Kenaikan pendapatan hanya mendorong kenaikan laba sebelum pajak dan bunga 7% ke Rp
68,24 miliar karena kenaikan beban penjualan yang cukup tinggi mencapai 68,82%
ke Rp 60,39 miliar dari sebelumnya Rp 35,77 miliar. Kenaikan besar ini karena biaya
operasional gerai perusahaan dan gaji serta tunjangan yang menjadi konsekuensi
dari peningkatan jumlah gerai.
Tercatat 47 gerai baru terutama di
Jabodetabek yang mencapai 172 gerai. Ada pula penambahan 4 buah gerai di Bali dan
5 gerai di Kalimantan yang sebelumnya tidak ada. Sementara terjadi penutupan
gerai di Indonesia Timur sampai 9 gerai.
Di tahun 2013, Trisula lebih aktif
dan meningkatkan penggunaan Social Media seperti Facebook, Twitter dsbnya dalam
meningkatkan promosi merek-merek yang diperdagangkan.
Sementara laba bersih naik sampai
36% menjadi Rp 32,17 miliar dari sebelumnya Rp 23,72 miliar didorong oleh
keuntungan atas selisih kurs yang sampai Rp 4,90 miliar dari sebelumnya Rp 1,14
miliar. Marjin laba bersih tercatat naik jadi 4,8% dari 4,2%, sementara rasio
imbal hasil atas ekuitas (ROE) naik jadi 15,1% dari sebelumnya 12,5%.
Arus kas perusahaan perusahaan
meningkat tinggi sampai 522% menjadi Rp 22,94 miliar dari Rp 3,69 miliar karena
tingginya penerimaan dari pelanggan dan lebih kecilnya peningkatan pembayaran
untuk pemasok. Kas untuk investasi keluar sebesar Rp 29,83 miliar untuk
bangunan pabrik.
No comments:
Post a Comment