Jakarta, 4 Februari 2014 – Tiga perusahaan
terbuka di sektor properti, yaitu PT Plaza Indonesia Realty, Tbk (PLIN), PT
Kawasan Industri Jababeka, Tbk (KIJA), dan PT Ciputra Development, Tbk (CTRA),
bersama-sama dengan enam perusahaan properti lainnya, akan terlibat di dalam
usaha revitalisasi Kota Tua Jakarta.
Enam perusahaan lainnya adalah PT
Saratoga Intiperkasa yang merupakan anak usaha dari PT Saratoga Investama
Sedaya, Tbk (SRTG), PT Best Engineering Contractor and Agencies Indonesia, PT
Karunia Jaya Sukses, PT Muara Wisesa Samudra, PT Taman Harapan Indah, PT Mitra
Lintas Surya.
Kesembilan perusahaan ini membuat
perusahaan patungan bernama PT Pembangunan Kota Tua Jakarta yang tujuannya
adalah untuk pelestarian warisan budaya, area wisata, tujuan investasi, tempat
promosi keberagaman budaya serta tempat warga bekerja, bermain, dan bertempat
tinggal.
Diperkirakan upaya revitalisasi ini akan
memakan waktu 20 tahun, menurut Dr. Woerjantri
Soedarsono, konsultan pembangunan Kota Tua dari PT LAPI ITB. Tapi mau
tidak mau revitalisasi perlu dilakukan untuk mewujudkan kawasan dalam
tembok Kota Tua sebagai kawasan cagar budaya berkarakter kuat yang nantinya
memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai kawasan wisata dan bisnis.
Bagian yang cukup penting dalam
revitalisasi Kota Tua, adalah pembangunan gerbang dan tembok sebagai penanda
visual pencitraan dan identitas kawasan. Nantinya tembok akan dibangun mengelilingi Kota Tua Jakarta
di lima titik yakni dari Jalan Gajah Mada, Jalan Gedong Panjang, Jalan Pakin,
Jalan Lodan Raya dan Laut Jawa, serta Jalan Kp Bandan Raya.
Seluruh gerbang area dalam Tembok Kota Tua akan memiliki
jaringan pedestrian yang akan terintegrasi dengan fasilitas transit, budaya,
ekonomi dan wisata.
Revitalisasi Kota Tua Jakarta, lanjut dia, juga akan
mencakup pengembangan Kawasan Khusus Komersial dan Taman Kasteel serta sekolah,
universitas, lokasi atraksi tepi sungai.
Menarik
untuk dicermati bahwa tak satupun dari perusahaan yang digandeng adalah
perusahaan BUMN atau BUMD.
No comments:
Post a Comment